Laporan Wartawan Tribunnews, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan yang bergerak pada bisnis tambang batubara yakni PT Bukit Asam, mengalami penurunan kinerja keuangan di kuartal I 2021.
Dalam paparan kinerja yang disampaikan perusahaan, laba bersih yang diperoleh pada kuartal tersebut sebesar Rp 500,5 miliar. Raihan laba ini didukung oleh pendapatan sebesar Rp 3,99 triliun.
Padahal, pada periode yang sama di tahun sebelumnya, Bukit Asam sukses membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun.
Baca juga: Pengusaha di Tapanuli Utara Siap Donasi 1 Persen Hasil Tambang Emas untuk Beli Kapal Selam
Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto menjelaskan, penurunan kinerja keuangan ini imbas dari tidak tercapainya kinerja operasional.
Kegiatan operasional yang tidak maksimal ini diakibatkan adanya faktor alam. Yakni curah hujan yang tinggi di wilayah operasional Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
"Memang pendapatan dan laba menurun karena tidak tercapainya kinerja operasional. Itu karena kondisi hujan yang cukup tinggi di Tanjung Enim dan sekitarnya," ucap Suryo dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (30/4/2021).
Baca juga: Mantan Menteri Pertambangan Kuntoro Mangkusubroto Dukung BPOM Bekerja Sesuai Aturan
Diketahui, total produksi batu bara PTBA selama kuartal I 2021 mencapai 4,5 juta ton dengan penjualan sebanyak 5,9 juta ton.
Lanjut Suryo, sebagai bagian dari langkah antisipatif perusahaan di tengah pandemi Covid-19, Bukit Asam terus berupaya melakukan langkah-langkah efisiensi.
Hal ini tercermin pada biaya umum dan administrasi yang turun 19 persen atau terealisasi sebesar Rp 339,33 miliar dibandingkan dengan Kuartal I 2020.
"Langkah-langkah efisiensi yang dilakukan pun tak menghambat Perseroan untuk tetap tumbuh," tutur Suryo.
Jumlah total aset perseroan meningkat 2 persen hanya dalam 3 bulan, dari Rp 24,1 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 24,5 triliun pada akhir kuartal I tahun 2021.
Peningkatan aset ini selaras dengan penurunan liabilitas dari Rp 7,1 triliun pada akhir tahun 2020 menjadi Rp 6,9 triliun pada akhir kuartal I tahun 2021.
Sementara itu, total ekuitas Bukit Asam tetap meningkat dari Rp 16,9 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 17,6 triliun pada kuartal I tahun 2021.