Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2021 sebesar US$415,6 miliar.
Jika dibandingkan dengan posisi ULN triwulan IV 2020, angka tersebut turun 0,4 persen. Dimana, pada triwulan IV tahun 2020 tercatat sebesar US$417,5 miliar.
Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono menjelaskan, perkembangan tersebut didorong oleh penurunan posisi ULN Pemerintah.
"ULN triwulan I 2021 secara tahunan tumbuh 7,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,5 persen," jelas Erwin dalam keterangannya, Jumat (21/5/2021).
Dirinya melanjutkan, untuk posisi ULN Pemerintah pada triwulan I 2021 mencapai US$203,4 miliar atau lebih rendah 1,4 persen (quarter to quartee/qtq) dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020.
Penurunan tersebut antara lain karena pelunasan atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2021, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral.
Baca juga: Viral Pegawai Negeri Unggah Video Pro Israel Lewat TikTok, Ternyata di Bawah Pengaruh Obat Terlarang
Secara tahunan, ULN Pemerintah triwulan I 2021 tumbuh 12,4 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan 3,3 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Hal ini didukung kepercayaan investor asing yang tetap terjaga, sehingga mendorong aliran masuk modal di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.
Erwin kembali melanjutkan, selain melalui SBN, Pemerintah juga melakukan penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri, baik dari bilateral, multilateral, maupun komersial, dalam upaya mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurutnya, ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7 persen dari total ULN Pemerintah).
"Posisi ULN Pemerintah triwulan I 2021 pun dinilai relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN Pemerintah," tambah Erwin.
Baca juga: Viral Pegawai Negeri Unggah Video Pro Israel Lewat TikTok, Ternyata di Bawah Pengaruh Obat Terlarang
Untuk pertumbuhan ULN swasta triwulan I 2021 tercatat 2,3 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,8 persen (yoy).
Hal ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 5,2 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,6 persen (yoy).
Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan juga terkontraksi semakin dalam menjadi kontraksi 7,1 persen (yoy) dari kontraksi 5,7 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada triwulan I 2021 mencapai sebesar US$209,4 miliar, atau sedikit lebih tinggi 0,6 persen (qtq) dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020.