Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data inflasi Amerika Serikat (AS) sudah menunjukkan kenaikan di atas target bank sentral AS sebesar 2 persen selama 2 bulan terakhir.
Pengamat keuangan Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan melemah akibat sentimen tersebut.
"Mewaspadai data inflasi tersebut, rupiah mungkin bisa melemah tipis lagi hari ini. Potensi pelemahan ke arah Rp 14.270," ujar dia melalui risetnya, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: IHSG Kembali di Jalur Penguatan, Saham Ini Bisa Dilirik
Sementara, untuk potensi penguatan ke arah Rp 14.230 dengan syarat dukungan dari membaiknya data tingkat keyakinan konsumen Indonesia dan menurunnya yield obligasi AS tenor 10 tahun yang sekarang berada di bawah 1,5 persen.
Sementara dari pergerakan nilai tukar rupiah kemarin, terlihat kekhawatiran pasar terhadap perubahan kebijakan moneter di AS.
Baca juga: Prediksi Analis, Penguatan IHSG Bakal Tertahan
Rupiah ditutup melemah tipis meskipun yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah turun dan data survei tingkat keyakinan konsumen Indonesia bulan Mei menunjukkan optimisme yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Ariston menambahkan, pasar menantikan dan mewaspadai data penting AS yaitu data indeks Harga konsumen (IHK) AS yang merupakan salah satu indikator inflasi.
"Data ini akan dirilis malam ini sekitar pukul 19.30 WIB. Kenaikan inflasi di atas perkiraan, bisa memicu penguatan dolar AS dan sebaliknya," pungkasnya.