Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan akan melakukan kajian internal untuk mendukung program Work From Bali (WFB) yang dicanangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Kebijakan WFB ini bertujuan untuk menggalakkan kembali kegiatan pariwisata di Bali dan menggerakan kembali roda ekonomi nasional," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati saat dihubungi Tribunnews, Senin (14/6/2021).
Namun, untuk penerapan jangka panjang bagi SDM di Kemenhub, pihaknya mengaku belum menemukan formulasinya seperti apa mengingat cara kerja SDM setiap direktorat Kemenhub yang selalu beraada di lapangan.
"Tipe kerja dari masing-masing direktorat itu berbeda, dan banyak yang di lapangan untuk melakukan tinjauan maka untuk jangka panjang masih dalam kajian," kata Adita.
Baca juga: Menparekraf Ingin Kebijakan WFB Tepat Manfaat Dorong Pemulihan Parekraf Bali
Adita menjelaskan, dukungan awal untuk program WFB ini yang paling mungkin diaplikasikan saat ini adalah dengan menggelar pertemuan-pertemuan di Bali karena lama stay di Bali tidak membutuhkan waktu terlalu lama.
Baca juga: Garuda Indonesia Siap Dukung Program Work From Bali
"Mungkin dua sampai tiga hari," kata Adita.
Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kebijakan Work From Bali akan diluncurkan pada kuartal tiga atau Julo 2021 untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali yang terdampak pandemi Covid-19.
Menurut Sandiaga Uno, kebijakan tersebut akan dilakukan secara bertahap untuk di destinasi wilayah lain di Indonesia.
Sandiaga Uno juga menjelaskan, konsep WFB bisa diterapkan di destinasi wisata lain di Indonesia, atau disebut Work From Any Destination, seperti Work from Lombok, Work From Bajo, Work From Toba, Work Form Likupang, Work From Borobudur, dan lain sebagainya.
Konsepnya mengikuti pola kebiasaan bekerja baru atau remote working yang dipopulerkan dengan konsep digital nomad.
“Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga sedang mengembangkan konsep serupa bahkan bisa menjadi percontohan, karena pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi DIY bisa plus 6 persen,” ujar Sandi.