Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didukung Badan Perfilman Indonesia (BPI) melaksanakan kick off Akatara 2021 pada Selasa (15/6/2021).
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo menyebut gelaran tahunan ini mempertemukan para pelaku perfilman dengan para investor di bisnis film.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Bima Menjadi Destinasi Wisata Baru di Indonesia
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan ekosistem perfilman dengan menciptakan akses pembiayaan, serta mendorong profesionalitas entrepreneurship di sektor perfilman," kata Fadjar saat pembukaan Akatara 2021 The Biggest Indonesian Film Business Forum & Film Market.
Pemerintah berharap insan perfilman bisa kembali bangkit dari dampak pandemi Covid-19 yang sudah berjalan selama setahun lebih.
Baca juga: Genjot Pemulihan Pariwisata, Sandiaga Uno Persiapkan Terobosan Paket Wisata Vaksin
"Alkatara ini program Bekraf yang tujuannya memberikan kesempatan akses pembiayaan perfilman di Indonesia. Sebagai capaian dari program Akatara. beberapa film telah rilis seperti Keluarga Cemara, Darah Biru Arema, Dokumenter Nyanyian Akar Rumput, dan lainnya," terangnya.
Fadjar menilai saat ini geliat industri perfilman sudah mulai muncul dengan dibukanya kembali bioskop.
"Produksi film kemarin sempat berhenti namun pra produksi penulisan naskah masih tetap berjalan. Beberapa bioskop baru buka kembali dengan aturan 50 persen dari kapasitas.
Situasi ini memuncul kreatifitas pelaku perfilman demi trus menjalankan usaha," lanjutnya.
Penyelenggaran tahun keempat ini akatara fokus menumbuhkan kembangkan film film panjang. dokumenter, animasi hingga film pendek.
Adapun Alkatara 2021 rencananya akan dilaksanakan hybrid secara offline dan sebagian lagi daring.
"Kita berharap pandemi makin terkendali sehingga acara Akatara bisa berjalan sesuai rencana," tukasnya.
Kemenparekraf juga mendorong sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai amanah dari UU Ekonomi Kreatif agar melindungi produk Indonesia sekaligus mempercepat hadirnya ekosistem perfilman.