Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot produktivitas ikan kakap putih karena banyak diminati pasar internasional seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Tb Haeru Rahayu mengatakan ikan kakap putih punya potensi besar bila dikembangkan secara maksimal sehingga menjadi salah satu andalan komoditas ekspor perikanan RI.
"Sudah barang tentu peningkatan produksi itu bisa menjadi salah satu pendongkrak perekonomian nasional pada umumnya melalui peningkatan devisa negara," jelas Haeru, Senin (28/6/2021).
KKP berupaya mendongkrak produksi komoditas ikan kakap putih melalui perikanan budidaya.
“Kakap putih digadang-gadang dapat menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan untuk komoditas budidaya laut. Oleh karenanya, kita akan genjot produksinya,” kata Dirjen yang biasa disapa Tebe.
Langkah konkrit lain yang dilakukan untuk mendongkrak produktivitas dengan menjalankan program bantuan, baik benih, pakan, sarana dan prasarana.
Baca juga: Selain Beri Pinjaman, LPMUKP Juga Dampingi Pelaku Usaha Sektor Kelautan dan Perikanan
Peningkatan produksi dipandang sangat penting, karena sub sektor perikanan budidaya masih menjadi salah satu tulang punggung untuk ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi.
Baca juga: Menaker Ida Bahagia Program Bantuan Budidaya Ikan Nila dan Lobster Buka Lapangan Kerja
“KKP menginginkan produktivitas perikanan budidaya tetap berjalan, agar stok ikan tetap terjaga. Makanya distribusi bantuan tetap kami jalankan meski Covid-19 masih belum usai. Harapannya untuk menguatkan ekonomi pembudidaya ikan dengan menekan biaya produksinya agar usaha budidayanya tetap berjalan,” tutur Tebe.
KKP bersama Pemerintah Provinsi Riau juga memiliki program dan mendorong pengembangan kampung kakap putih di Kepulauan Meranti.
Pemilihan Kepulauan Meranti sebagai kampung kakap putih karena memiliki potensi pengembangan yang besar serta juga komitmen Pemda yang tinggi pada upaya percepatan pembanguan perikanan di daerahnya.
“Harapan kami program yang sudah dan akan dijalankan mampu memberikan keuntungan bagi masyarakat baik sisi suplai kebutuhan pangan maupun ekonomi, serta pemulihan ekonomi nasional pada umumnya yang saat ini masih diterpa badai corona,” papar Tebe.
Pembenihan dengan bak terkontrol dapat menghasilkan benih per siklus 200 ribu – 300 ribu ekor selama 20 hari.
Dari benih sebanyak 200 ribu ukuran 0,8 cm dipelihara hingga panen ukuran 2,5 cm dalam pemeliharaan selama 21 hari hingga mampu mendapatkan omzet sekitar Rp35 juta per bulan.