News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terbang Ke Den Haag, Menlu Retno Minta Belanda Adil Perlakukan Kelapa Sawit Indonesia

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panen tandan buah segar kelapa sawit.

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi melakukan kunjungan kenegaraan ke Den Haag, Belanda, Kamis (2/7/2021) dengan salah satu misinya membahas diskriminasi komoditi kelapa sawit ekspor asal Indonesia, selain juga isu kesehatan.

Selama di Den Haag, Menlu Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte dan Menlu Belanda yang baru, Sigrid Kaag.

"Selain masalah vaksin dan obat-obatan, dalam pertemuan baik dengan PM  maupun Menlu Belanda, pembicaraan juga menyinggung mengenai kelapa sawit, vegetable oils, dan SDGs," kata Retni pada konferensi pers Kamis (1/7/2021).

Menlu RI menjelaskan Belanda selama ini merupakan salah satu importir terbesar kelapa sawit Indonesia di Uni Eropa. Sebanyak 15 persen ekspor Indonesia ke Belanda dikontribusi oleh kelapa sawit.

Baca juga: Pembangunan Industri Sawit Nasional Diminta Berbasis Pemberdayaan Petani

Menlu RI mengatakan pesan Indonesia mengenai fair treatment untuk sawit sangat dipahami Belanda. Sejauh ini, antara RI-Belanda telah berlangsung kerja sama untuk meningkatkan industri kelapa sawit berkelanjutan.

Baca juga: Fadli Zon Kritik Parlemen Eropa Soal Diskriminasi dan Kampanye Negatif Terhadap Minyak Kelapa Sawit

Retno menjelaskan, program ini sudah berlangsung sejak 2019-2023, yang berarti berjalan selama 5 tahun, senilai EUR 5 juta.

Kerja sama juga dilakukan dengan memberikan program-program produksi kelapa sawit berkelanjutan bagi petani-petani Indonesia di Sumatra dan Kalimantan, termasuk dukungan kepada petani kecil dalam memenuhi sertifikasi ISPO.

"Kita akan ke depan melakukan kerja sama yang lebih luas dalam konteks vegetable oils dan SDGs," kata Retno.

Ke depannya, kerja sama ini akan diperluas untuk juga mencakup minyak nabati lainnya dalam konteks kontribusi terhadap SDGs 2030.

"Jadi sekali lagi, kita bicara tetapi tidak hanya mengenai sawit, tetapi juga dalam konteks yang lebih luas, yaitu minyak nabati lainnya, dan kaitannya dengan  SDGs 2030," ujar Menlu.

Dibahas juga penyelenggaraan bersama sebuah seminar mengenai vegetable oils dan SDGs 2030, termasuk studi dan riset bersama terkait sustainable vegetable oils dengan partisipasi dari swasta, institusi akademik, dan lain-lainnya

"Dua usulan kerja sama dari Indonesia berupa riset dan seminar mengenai vegetable oils dan SDGs akan ditindaklanjuti segera," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini