Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati hari ulang tahun ke-49, Petrokimia Gresik perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia. Salah satu upayanya melalui peningkatan kinerja serta akselerasi program hilirisasi produk melalui pembangunan pabrik baru.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, pandemi Covid-19 yang belum kunjung selesai mengancam pasokan pangan di dalam negeri.
Hal ini menjadi stimulus bagi industri pupuk dan pangan dalam negeri seperti Petrokimia Gresik untuk memperkuat sektor produksi pertanian domestik untuk menopang ketahanan pangan nasional.
Terbukti, pertanian menjadi salah satu sektor yang tumbuh positif selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Produsen Petrokimia Didorong Konsisten Terapkan Prinsip Industri Hijau
Pertumbuhan sektor pertanian juga sejalan dengan peningkatan kinerja perusahaan, selama tahun 2020, Petrokimia Gresik mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba sebesar Rp1,42 triliun (audited) atau 118 persen dari target RKAP 2020.
“Kinerja positif Petrokimia Gresik di tahun 2020 merupakan wujud kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung pemerintah memperkuat ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19,” ujar Dwi Satriyo.
Selain di pasar domestik, adanya global supply shock juga memberikan peluang Petrokimia Gresik untuk melakukan ekspansi pasar dan menggenjot ekspor.
Dia memaparkan, ekspor Petrokimia Gresik selama 2020 mencapai 494 ribu ton, meningkat 25 persen dari penjualan ekspor tahun 2019. Bahkan Petrokimia Gresik mampu menguasai market share pupuk NPS di India sebesar 35 persen.
Menurutnya, capaian ini membuktikan bahwa Petrokimia Gresik mampu mengubah tantangan menjadi peluang.
Dwi Satriyo mengungkapkan, selama 49 tahun berdiri, Petrokimia Gresik telah memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan teknologi pemupukan di Indonesia.
Diantaranya menjadi pioneer pupuk berbasis fosfat pada tahun 1980an, pioneer pupuk NPK berbasis chemical reaction di tahun 2000, dan pioneer pupuk organik di tahun 2005.
“Tahun 2021 juga menjadi tonggak sejarah baru bagi Petrokimia Gresik, dimana kami telah melakukan sederet langkah strategis untuk meningkatkan daya saing sekaligus kontribusi dalam memperkuat ekonomi nasional,” ujar Dwi Satriyo.
Salah satu yang telah terealisasi di tahun ini adalah pembangunan pabrik Green Surfactant berkapasitas 600 kiloliter (kL) yang memanfaatkan gas SO3 dari pabrik asam sulfat sebagai bahan baku.