Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor e-commerce telah menjadi sektor utama dalam kegiatan ekonomi dan menciptakan demand yang sangat besar untuk layanan logistik pengiriman barang.
Berbagai penyedia jasa logistik mencatatkan peningkatan pengiriman barang semenjak pandemi hingga 30%, termasuk di masa PPKM darurat saat ini.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan bahwa proyeksi nilai transaksi e-commerce pada tahun 2030 akan meningkat tajam dan akan menguasai lebih dari 34% pasar digital Indonesia pada tahun 2030, yaitu Rp 1.908 triliun.
Hal ini akan diikuti oleh industri yang mengiringinya, seperti layanan pelaku bisnis kepada mitra usahanya (Business to Business/B2B) sebesar Rp 763 triliun, dimana kegiatan logistik dan supply chain termasuk di dalamnya.
"Ini adalah layanan-layanan yang akan membuka mata rantai tersendiri dalam ekonomi digital kita,” ungkap Lutfi dalam diskusi ekonomi di Jakarta baru-baru ini.
Baca juga: Menteri Kabinet Indonesia Maju: Hari Koperasi, Momentum Menjaga Ketahanan Ekonomi Nasional
Pesatnya pertumbuhan e-commerce turut mendongkrak kebutuhan layanan logistik pergudangan dan fulfillment centers seperti yang dialami Shipper Indonesia.
Budi Handoko, Co-Founder dan COO Shipper Indonesia mengungkapkan, memasuki kuartal 1 tahun 2021, perusahaannya telah mengelola sekitar 161 gudang dengan total luasan lahan lebih kurang 400.000 m2.
Sedangkan di akhir kuartal 2 tahun 2021 bertumbuh menjadi 222 gudang dengan total luasan lahan mendekati 600.000 m2 yang tersebar lebih dari 35 kota di seluruh Indonesia.
"Peningkatan kapasitas pergudangan Shipper berbanding lurus tidak hanya dengan peningkatan arus barang dari sektor e-commerce, namun juga dengan meningkatnya kebutuhan para klien korporasi yang memilih Shipper sebagai operator pergudangan mereka," ungkapnya.
Pandemi Covid-19 telah melemahkan banyak sektor perekonomian sehingga mendorong banyak korporasi untuk mencari solusi logistik yang lebih efisien agar mereka dapat bertahan dengan berfokus kepada kegiatan produksi dan pemasaran mereka.
Dia mengatakan, kegiatan operasional pergudangan Shipper telah mendapatkan Sertifikasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2015.
Jaminan kualitas operasional merupakan salah satu bukti nyata perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan guna menunjang kebutuhan logistik pelanggan yang semakin bertambah.
“Ke depannya kami akan terus berinovasi dalam mengelola layanan pergudangan dengan mengedepankan teknologi digital, mendekati apa yang diterapkan di pergudangan Amazon saat ini,” ujar Budi menjelaskan target ke depannya.
Amazon baru- baru ini meluncurkan sistem manajemen pergudangan yang mengedepankan teknologi robotic untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelolaan yang canggih dan ekonomis.
Dia menambahkan, dengan dukungan teknologi digital, Shipper dapat menekan biaya logistik 15 hingga 20 persen.