News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hasil Investigasi Dugaan Kebocoron Data, BRI Life : Ada Intrusi ke Dalam Sistem BRI Life Syariah

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agen asuransi bertatap muka dengan nasabah dengan tetap menjalani protokol kesehatan di kantor asuransi jiwa BRI Life, Jakarta. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen BRI Life menyebut ada intrusi atau penerobosan ke dalam sistem BRI Life Syariah oleh pelaku kejahatan siber.

Hal tersebut diketahui, setelah BRI Life bersama tim independen melakukan investigasi terkait dugaan kebocoran data 2 juta nasabah.

Baca juga: BRIN Kembangkan Insinerator Skala Kecil untuk Kelola Limbah Medis Masyarakat

Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan PT Asuransi BRI Life Ade Ahmad Nasution mengatakan, berdasarkan hasil investigasi hingga kemarin, ditemukan beberapa fakta-fakta.

Pertama, ditemukan bukti bahwa pelaku kejahatan siber melakukan intrusi ke dalam sistem BRI Life Syariah yang merupakan stand alone system dan terpisah dari core sistem BRI Life.

Baca juga: BRI Life Lakukan Investigasi Marathon, Ini Fakta Terbarunya

"Pada sistem tersebut, terdapat tidak lebih dari 25 ribu pemegang polis syariah individu, di mana data tersebut tidak berkaitan dengan data BRI Life maupun BRI Group lainnya," tutur Ade, Kamis (29/7/2021).

Kedua, berdasarkan investigasi, kata Ade, kejadian ini tidak memberikan dampak kepada data nasabah BRI maupun BRI Group lainnya.

Baca juga: Kominfo Sebut Ada Celah Keamanan yang Berhasil Disusupi Peretas Data Nasabah Asuransi

"Tidak ada lateral action terhadap portofolio yang lain, karena system ini stand alone," ucapnya.

Ketiga, saat ini link awal di forum jual beli yang sempat viral pada media sosial sudah tidak dapat ditemukan lagi.

Meski jumlah kebocoran data tidak benar, Ade menyebut perseroan tetap dan sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dalam hal ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Untuk kepentingan penegakan hukum, BRI Life berkoordinasi dengan Direktorat Cyber Crime Bareskrim Polri dan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN).

"BRI Life memastikan data pemegang polis tidak berubah dengan data awal yang ada di sistem," ujarnya.

"Kami akan berkoordinasi dengan pemegang polis syariah untuk memastikan layanan kepada pemegang polis tetap dapat dilakukan sesuai dengan manfaat polisnya," sambung Ade.

Sebelumnya, kasus kebocoran data ini diungkap pertama kali oleh akun Twitter @UnderTheBreach pada Selasa (27/7/2021).

Menurut akun tersebut, ada sekitar 2 juta nasabah BRI Life yang terdampak kebocoran data, berikut sekitar 463.000 dokumen perusahaan itu yang berhasil diambil peretas.

Ia juga menuliskan peretas memiliki video demonstrasi berdurasi 30 menit, yang berisi tentang sejumlah besar data (sekitar 250 GB) yang mereka peroleh. Dalam tangkapan layar yang dibagikan, terlihat bahwa data nasabah yang dimiliki sang hacker berbentuk file PDF.

Data tersebut berisi sejumlah informasi pribadi seperti foto KTP, rekening, nomor wajib pajak, akta kelahiran, hingga rekam medis. Seluruh data yang diambil oleh hacker ini dijual dengan harga 7.000 dollar AS atau sekitar Rp 101,6 juta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini