Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan persiapan untuk mengakomodasi perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Kepala Divisi Pengembangan Start-up dan SME BEI, Aditya Nugraha mengatakan, IPO Unicorn ini akan bermanfaat bagi pendalaman pasar modal Indonesia.
Baca juga: BST Rp 600 Ribu di Depok Kabarnya Dipotong hingga Rp 50.000 Buat Ongkos Capek, Ini Kata Dinsos
Salah satu potensi manfaat yang akan didapatkan jika unicorn melantai di bursa yaitu peningkatan kapitalisasi pasar atau market cap pasar modal Indonesia.
“Potensi peningkatan nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia sebesar Rp 553,9 triliun atau sebesar 7,69 persen dengan tercatatnya enam perusahaan unicorn di Indonesia,” ujar Aditya, Kamis (29/7/2021).
Baca juga: Saham Perusahaan Teknologi Global Kini Jadi Incaran Investor Indonesia
Menurutnya, keberhasilan unicorn IPO di pasar modal Indonesia akan meningkatkan kredibilitas pasar modal Indonesia, dan meningkatkan hasrat calon unicorn lainnya untuk IPO dan tercatat di BEI.
“Terdapat sekitar 37 perusahaan yang berkategori centaur (startup dengan valuasi 100 juta dolar AS sampai 1 miliar dolar AS) juga berpotensi ke depan untuk IPO dengan nilai fundraised dan nilai kapitalisasi pasar yang besar,” paparnya
Selain itu, kata Aditya, jumlah pengguna yang besar dari masing-masing perusahaan teknologi di Indonesia, memunculkan potensi pertumbuhan investor di pasar modal melalui konversi pengguna menjadi investor perusahaan tersebut.
Baca juga: Transaksi Capai Rp1,1 Triliun, Saham BABP Melesat di Bursa
"Jadi, number of new investor, potensinya sangat besar. Ini menjadi salah satu aspek yang kita harapkan akan meningkat ketika unicorn IPO atau listing di BEI," ucapnya.
Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI, Saptono Adi Junarso menambahkan, sejak 2019 pihak BEI bersama OJK terus menggagas peraturan mengenai multiple voting shares (MVS), atau Saham Hak Suara Multiple (SHSM) untuk mengakomodir unicorn IPO di bursa.
“Saat ini sudah pada tahapan RPOJK, semoga bisa keluar secepatnya. Pembahasan sudah final di OJK, dan semoga bisa digunakan untuk mengakomodir unicorn-unicorn lain untuk IPO di BEI,” ujarnya.
Sebagai bentuk perlindungan investor, regulator tengah menyiapkan memberikan notasi khusus kepada perusahaan tercatat yang memiliki SHSM dalam struktur permodalannya di tahap pertama.
“Menurut kami, investor harus aware, bahwa perusahaan-perusahaan ini adalah perusahaan yang akan menerapkan model bisnis berbeda. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan ini ada yang menggunakan SHSM, maka kami sedang menyiapkan notasi khusus yang akan disematkan selama perusahaan ini masih menerapkan SHSM,” paparnya.