Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Anabatic Technologies Tbk menyiapkan solusi untuk perbankan agar siap secara teknologi menghadapi implementasi BI Fast Payment.
Bank Indonesia sendiri akan meluncurkan BI Fast Payment pada akhir 2021, di mana layanan ini akan menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Baca juga: Lazada Tutup Keran Impor untuk Produk Fashion, Kuliner, dan Kerajinan Tangan
Head of Solution Anabatic Regina Anastasia mengatakan, solusi yang dihadirkan perseroan yaitu Digital X’formation Platform/DXP.
"DXP akan menciptakan komunikasi untuk omnichannel yang dimiliki oleh bank," ucap Regina secara virtual, Selasa (3/8/2021).
Menurutnya, platform DXP merupakan layer tambahan atau digital payment switch yang dideployed pada server IBM untuk menjaga stabilitas, serta scalable dari platform.
Ia menyebut, DXP menjadi solusi yang bisa membantu bank melakukan transformasi, tidak harus mengubah seluruh sistem yang ada, tapi hanya menambah satu layer.
Baca juga: Sumbangan Rp 2 Triliun Belum Jelas, Anak Akidi Tio Seret-seret Istana Negara, Ini Dugaan Kasusnya
“Misalnya, sebuah bank punya internal sistem terkait core bankingnya, terkait credit card sampai dengan treasury system. Ini bisa komunikasi dengan digital system-nya (eKYC, biometrics, e-wallet, Open API),” paparnya.
Untuk bisa cocok dengan konektor dari Bank Indonesia, kata Regina, kapabilitas platform tersebut diprovide tidak terbatas sebagai konverter saja.
"Tapi kami provide dari sisi digital payment switch-nya. Sehingga mempunyai nilai tidak terbatas pada konverter saja. Karena bagaimana bank harus bisa in dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2021," tuturnya.
Chief Economist PT Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan, saat ini perbankan pun sudah mulai berlomba-lomba bertransformasi digital untuk memberi layanan terbaik buat nasabahnya, mulai dari perubahan business model, scaleup to thebank, customer experience.
Hal tersebut dilakukan seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi, dari 0,2 persen ke 50 persen, mulai dari internet banking hingga ke mobile banking.
"Perkembangan digital native di Indonesia didorong oleh penetrasi Internet. Bank Madiri sendiri jauh telah melakukan transformasi digital, bahkan jauh sebelum pandemi," ujarnya.