Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggunakan metode kaji terap untuk membuat Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Saat ini, BPPT telah menginisiasi pembangunan tiga charging station pada tahun 2020 dan pada 2021 telah menambah 2 SPKLU yang bekerjasama dengan Pertamina.
Baca juga: BPPT Fokus Tentukan Model Bisnis SPKLU
Kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan pihaknya melakukan alih teknologi dengan mengembangkan fast charging station untuk electric vehicle roda dua, roda empat, serta charging station management system ataupun CSMS untuk operator maupun aplikasi mobile user.
"BPPT juga melakukan kajian ke Techno Economy dan model bisnis untuk komersialisasi teknologi SPKLU dan CSMS," jelas Hammam saat launching SPKLU di MT Haryono dan Lenteng Agung, Kamis (5/8/2021).
Pada tahun ini BPPT berfokus untuk dapat menghasilkan prototipe fast charging station untuk kendaraan listrik roda dua dengan nama Sonic R2.
Baca juga: Kebut Ekosistem Kendaraan Listrik, BPPT dan Pertamina Buka Dua SPKLU
Sonic R2 telah memiliki tingkat kesiapan teknologi ataupun teknologi readiness setinggi level 6, dengan kemampuan melayani dua motor listrik sekaligus.
BPPT juga sedang melakukan hilirisasi prototipe dengan mitra industri PT Wijaya Karya manufaktur atau WIMA dan startup PT Wiksa Daya Pertama di Surabaya untuk Sonic R2.
Selanjutnya prototipe fast charging station untuk kendaraan listrik roda empat dengan nama Sonic AC, dengan tingkat readiness level 6.
Baca juga: Pertamina Masih Gratiskan Biaya Pengisian Daya Kendaraan Listrik di 2 Lokasi SPKLU Ini
Sonic AC berdaya 22 KW arus bolak-balik, serta melakukan hilirisasi produk tersebut dengan PT Len Industri di Bandung.
Kemudian, ada pula prototipe DC Rapid Charging Station untuk kendaraan listrik roda empat dengan nama Sonic DC, dengan tingkat readiness level 5, berdaya 50 KW arus searah, ini dikembangkan oleh BPPT pada tahun ini.
Ada juga aplikasi charging station management system bernama Sonic dengan tingkat readiness level 7, berupa aplikasi berbasis web, serta aplikasi mobile berbasis Android dan IOS.
"Di samping itu dilakukan pula kajian model serta kerjasama di bidang penerapan SPKLU berkolaborasi dengan PT Pertamina," tutur Hammam.