News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perombakan Dewan Direksi Garuda

Meski Sedih, Yenny Wahid Mundur dari Komisaris Independen Garuda, Demi Adanya Efisiensi Biaya

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Islamic Law Firm (ILF) bekerjasama dengan Wahid Foundation akan menggelar Bathsul Masail yang akan membahas Halal-Haram Transaksi Kripto. Forum kajian Islam ini akan diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (19/6/ 2021).

TRIBUNNEWS.COM - Yenni Wahid resmi putuskan pengunduran dirinya dari jabatan Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero).

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Yenny melalui akun Instagram pribadinya @yennywahid serta kanal YouTube miliknya Yenny Wahid Official.

Dalam video unggahannya tersebut Yenny terlihat sedang mendatangi kantor Kementerian BUMN untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya.

Meski merasa sedih, tapi keputusan ini Yenny ambil demi melakukan efisiensi biaya di Garuda.

Sehingga Garuda bisa diselamatkan dari jurang kebangkrutan akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Yenny Wahid Sarankan Garuda Indonesia Perkuat Sistem IT Agar Hemat Operasional

"Saya datang ke kementerian BUMN untuk menyerahkan surat pengunduran diri saya dari Garuda Indonesia maskapai kebanggan kita semua."

"Memang sedih sekali, tapi ini adalah upaya kecil saya untuk membantu Garuda agar bisa melakukan efisiensi biaya dan menekan biaya-biaya yang mungkin selama ini terus membebaninya," kata Yenny dalam tayangan video di kanal YouTube Yenny Wahid Official, Jumat (13/8/2021).

Yenny pun mengungkapkan, awalnya ia sempat merasa enggan untuk masuk ke Garuda.

Namun lama-kelamaan ia menjadi jatuh cinta dengan Garuda, meski harus dihadapkan dengan masalah yang banyak.

"Walaupun awalnya saya agak setengah segan untuk masuk ke Garuda Indonesia, tapi ternyata ketika di dalam malah jatuh cinta, walaupun masalahnya seabrik-abrik," ungkap Yenny.

Baca juga: Yenny Wahid Curhat Pengalaman Jabat Komisaris Garuda: Terlanjur Jatuh Cinta, Masalahnya Seabrek

Setiap Bulan Utang Garuda Bertambah Rp 1 Triliun

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal Yenny Wahid mengungkap beban keuangan maskapai berpelat merah di tengah pandemi, hingga utang bertambah Rp 1 triliun setiap bulan.

Hal tersebut disampaikan Yenny dalam akun Youtube miliknya Yenny Wahid Official, yang diunggah beberapa jam sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Garuda Indonesia pada Jumat (13/8/2021) sore.

Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat pendapatan Garuda menurun drastis, sementara biaya-biaya untuk operasional maupun bayar utang masih sangat tinggi.

Baca juga: Pendapatan Garuda Indonesia Turun Drastis, Yenny Wahid Mundur dari Jabatan Komisaris

"Sejak pandemi, utangnya tambah lagi. Setiap bulan, bahkan ada penambahan utang Rp 1 triliun seiring dengan penundaan pembayaran dan minusnya pendapatan Garuda setiap bulan," kata Yenny dalam akun Youtube-nya yang dikutip Sabtu (14/8/2021).

Berdasarkan catatan, kata Yenny, pendapatan Garuda pada Mei 2021 mengalami minus 60 juta dolar atau setara Rp 860 miliar.

"Saat bersamaan, Garuda mesti harus membayar sewa pesawat sebesar 56 juta dolar AS, biaya perawatan pesawat 20 juta dolar AS, avtur 20 juta dolar AS, dan biaya pegawai 20 juta dolar AS," ucapnya.

Beban keuangan yang berat pada saat ini, Yenny mengibaratkan Garuda seperti memiliki komorbid atau penyakit bawaan, dan ketika dihantam pandemi Covid-19 langsung parah kondisinya.

Baca juga: Yenny Wahid Mundur dari Kursi Komisaris Garuda Indonesia

Penyakit bawaan yang diderita Garuda sejak lama, dicontohkan Yenny yaitu pengadaan pesawat yang bermasalah dan dampaknya dirasakan sampai sekarang.

"Ada beberapa pesawat yang kita miliki sebenarnya tidak cocok untuk perusahaan. Sehingga merugi ketika pesawat diterbangkan, dan masalahnya biaya yang menyangkut pesawat adalah biaya terbesar Garuda. Jadi efeknya masih terasa sampai sekarang," paparnya.

"Tidak gampang negosiasi dengan lessor, karena ini uang miliaran rupiah, ratusan miliar. Jadi mereka juga akan alot," sambung Yenny.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Seno Tri Sulistiyono)

Baca berita lainnya terkait Perombakan Dewan Direksi Garuda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini