News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Emiten Produsen Emas Bukukan Kenaikan Penjualan 21,8 Persen Jadi Rp 4,13 Triliun

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kiri ke kanan: Direktur Produksi dan Operasional PT Hartadinata Abadi Tbk Cuncun Muliawan, Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto, dan Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk Deny Ong.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Emiten produsen dan penyedia perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membukukan kenaikan penjualan sebesar 21,8 persen menjadi Rp 4,13 triliun selama 2020.

Direktur Keuangan Hartadinata Abadi Deny Ong mengatakan, jumlah pendapatan ini meningkat sebesar Rp 903 miliar dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 3,23 triliun.

"Selain itu, perusahaan juga memperoleh laba bersih sebesar Rp 171 miliar," ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Triwulan I 2021, Emiten Produsen Udang Beku Olahan Raup Laba 4,5 Juta Dollar AS

Kemudian, Deny menjelaskan, pertumbuhan pendapatan Hartadinata di 2020 tidak hanya didorong oleh kenaikan harga emas.

Tetapi, juga dikarenakan adanya tambahan penjualan dari produk logam mulia yang diluncurkan perusahaan selama tahun 2020.

Baca juga: Emiten Bahan Bangunan Ini Bukukan Laba Bersih Rp 42 Miliar di Kuartal II 2021

"Hasil penjualan kepada pihak wholesaler memberikan kontribusi sebesar 91,3 persen dan dari toko milik sendiri serta imbalan waralaba sebesar 8,1 persen. Selain dari itu, adanya tambahan pendapatan dari hasil usaha pegadaian sebesar 0,6 persen," katanya.

Adapun selama tahun 2020, volume penjualan masih didominasi oleh produk perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah yang berkontribusi 62,9 persen.

Baca juga: Cukai Rokok Naik, Saham Emiten Rokok Tergerus, Asosiasi Bilang Banyak Pabrik Akan Bangkrut

Sementara, produk logam mulia memberikan kontribusi sebesar 13,4 persen terhadap total produk yang dipasarkan perusahaan.

"Tingginya kontribusi kelas menengah bawah, membuat perusahaan mempertimbangan untuk tetap mempertahankan penetrasi produk dipasar kelas ini," pungkas Deny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini