Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan properti yang berbasis di Balikpapan, PT Karya Bersama Anugerah Tbk (IDX : KBAG) memanfaatkan dana hasil penawaran umum saham perdana yang dialokasikan Rp 152 miliar untuk membeli lahan potensial di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Penggunaan dana ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja perseroan tahun ini di tengah tekanan pandemi Covid-19 yang masih menghantam sektor properti Tanah Air.
"Kami menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sekitar Rp 152 miliar untuk membeli lahan potensial di daerah Balikpapan dan sekitar.
Dana juga digunakan untuk modal kerja untuk penyelesaian proyek yang sedang kami dibangun," kata Direktur Utama PT Karya Bersama Anugerah Tbk, Nicholas Sumasto, dalam Paparan Publik usai RUPST di Harris Vertu Harmoni, Jumat (27/8/2021).
Berdasarkan publikasi laporan penggunaan dana IPO di BEI per 16 Juli 2021, PT Karya Bersama Anugerah, Tbk sudah menerima dana IPO Rp 215 miliar, dipotong biaya penawaran umum Rp 4,28 miliar sehingga bersih diterima Rp 210,72 miliar.
Dari jumlah itu, penggunaan belanja modal sebesar Rp 152,32 miliar, sisanya modal kerja Rp 58,40 miliar.
Perseroan akan mendapatkan dampak positif dengan adanya rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur karena akan berdampak juga pertumbuhan permintaan kebutuhan residensial di Balikpapan.
Kinerja Bisnis
Nicholas mengatakan kinerja perusahaan sejauh ini masih terkena imbas pandemi Covid-19.
Per kuartal I-2021, perseroan meraih pendapatan Rp 6,40 miliar, turun 63,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 17,38 miliar.
Pendapatan terbesar berasal dari penjualan rusunami sebesar Rp 6,22 miliar, turun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 17,33 miliar.
Laba bersih kuartal I-2021 mengalami penurunan sebesar 83,64 persen menjadi hanya Rp 974,10 juta, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang mencapai Rp 5,96 miliar.
Pada tahun 2020, pendapatan Perseroan meningkat 35,44 persen menjadi Rp 33,17 miliar dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 24,49 miliar.
Laba usaha menurun 94,16 persen menjadi hanya sebesar Rp 5 miliar di tahun 2020 dibandingkan dengan laba usaha tahun 2019 sebesar Rp 85,65 miliar.
Tahun 2020, pendapatan terbesar Perseroan berasal dari penjualan rusunami Rp 32,09 miliar naik 34,02 persen dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 23,95 miliar.
Penjualan rumah tapak tahun 2020 sebesar Rp 681,82 juta naik 41,38% dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya sebesar Rp 482,27 juta, dan pendapatan pengelolaan lingkungan Rp 391,03 juta naik 560,11% dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 59,24 juta.
Aset perseroan per 31 Maret 2021 mencapai Rp 464,47 miliar, naik 0,21% dibandingkan dengan Aset perseroan per 31 Desember 2020 sebesar Rp 463,49 miliar.
Baca juga: Kembangkan Hunian Berkonsep Hijau di Karawang, GNA Group Siapkan Lahan 45 Hektar
Total kewajiban Rp 81,04 miliar dengan ekuitas Rp 383,43 miliar, sehingga rasio kewajiban terhadap ekuitas Perseroan (debt to equity ratio/DER) sangat rendah hanya 0,21 kali.
Nicholas menegaskan, tahun 2021, perseroan yakin bisa menjaga kinerja dengan baik seiring dengan upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 melalui vaksinasi dan optimalisasi kebiasaan baru 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker).
Saat ini, perseroan telah melaksanakan pembangunan properti di Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan, yakni hunian vertikal dengan konsep Rumah Kota, yang dikenal sebagai “Rumah Kota Green Valley”.
Sepanjang 2020, perseroan juga berhasil menjual produk rusunami sebanyak 120 unit dan 1 unit rumah tapak dengan total penjualan Rp 32,78 miliar, sedangkan tahun 2019 terjual 102 unit rusunami dengan total penjualan Rp 25,25 miliar.
Pembangunan Rumah Kota Green Valley tahap 2 telah dimulai pada kuartal II-2020 dengan membangun 6 blok (348 unit rusunami), saat ini proses pembangunannya telah mencapai 60% direncanakan selesai pada Mei 2022 dan paling akhir serah terima di Mei 2022.