TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus 2021 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen (mtm).
Dari sisi kelompok IHK, pendidikan memberikan andil cukup besar 0,07 persen dari inflasi bulan ini sebesar 0,03 persen.
"Ini cukup tinggi memang karena tahun ajaran baru yang terjadi di Agustus ini," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto secara virtual, Rabu (1/9/2021).
Menurutnya, uang sekolah tingkat SD, SMP, maupun uang kuliah mengalami peningkatan dengan andil terhadap inflasi masing-masing 0,02 persen.
Sedangkan, uang sekolah SMA menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen.
"Kemudian, minyak goreng memberi andil terhadap inflasi 0,02 persen, lalu komoditas lain seperti tomat, ikan segar, pepaya, rokok kretek, dan sewa rumah, ini juga mengalami peningkatan dan masing-masing memberi andil 0,01 persen," paparnya.
Sementara, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,32 persen pada Agustus 2021.
Kelompok ini memberi andil terhadap deflasi sebesar minus 0,08 persen bersama kelompok transportasi dengan andil minus 0,01 persen.
Baca juga: Inflasi Tetap Terkendali di Tengah Mulai Meningkatnya Demand Sektor Manufaktur
Dari 90 kota IHK sebanyak 34 kota mengalami inflasi, sisanya 56 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,62 persen yang dipicu oleh kenaikan harga ikan.
Adapun, deflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,04 persen didorong penurunan harga ikan kembung dan angkutan udara.
Harga Beras
Setianto dalam paparannya juga menjelaskan bahwa harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) kompak mengalami kenaikan pada bulan Agustus di sejumlah wilayah di tanah air.
Dengan naiknya harga gabah ini juga membuat harga sejumlah jenis beras mengalami kenaikan.