Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) kembali meraih penghargaan Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2021 kategori Social Empowerment yang merupakan penghargaan di bidang CSR untuk skala internasional, melalui program Konservasi dan Diversifikasi Mangrove serta Budidaya Kepiting (Server Mang Budi).
Penghargaan diterima secara virtual pada Kamis (2/9/2021).
Server Mang Budi merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi mangrove di sekitar Perusahaan, yang diinisiasi sejak 2017.
Program ini berfokus pada pembibitan, penanaman dan perawatan mangrove secara berkala, sebagai tindaklanjut komitmen lingkungan PKT untuk memaksimalkan perluasan area konservasi mangrove dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, mengungkapkan Server Mang Budi dikelola kelompok Telok Bangko binaan PKT di Kelurahan Loktuan Bontang Utara, yang dibekali berbagai pelatihan dan pendampingan untuk memaksimalkan peluang ekonomi, sekaligus memperluas penerima manfaat dengan pengembangan area budidaya mangrove menjadi kawasan wisata berbasis konservasi.
Baca juga: Air Pasang dan Binatang Jadi Tantangan Masyarakat Menanam Mangrove
Program ini merupakan wujud kesinambungan komitmen PKT untuk memperluas konservasi mangrove yang telah berjalan selama 12 tahun, sejak diinisiasi pada 2009.
Baca juga: Tanaman Porang Jadi Komoditas Unggulan, Ini Manfaat dan Cara Budidaya Porang
Sejauh ini PKT telah menanam lebih dari 310.000 bibit mangrove di dua lokasi, yakni perairan Kedindingan Kota Bontang yang mencapai 152.000 bibit, dilanjutkan di area HGB 65 Kelurahan Loktuan yang dikelola Kelompok Telok Bangko mulai 2018.
Baca juga: Budidaya Lebah Klanceng, Hasilkan Madu yang Dapat Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus
“Kelompok binaan terdiri dari masyarakat di sekitar Perusahaan yang tidak memiliki pekerjaan, dengan jumlah anggota saat ini 16 orang. Mereka dibekali pengetahuan untuk pengelolaan mangrove, hingga mampu menanam sekitar 25-40 ribu bibit setiap tahun,” terang Rahmad Pribadi.
Untuk memaksimalkan program, PKT melakukan peningkatan kapasitas serta kemampuan anggota kelompok Telok Bangko secara berkesinambungan, sehingga sasaran pemberdayaan memberi dampak yang lebih signifikan terhadap taraf hidup dan perekonomian anggota.
Peningkatan kapasitas kelompok Telok Bangko berupa pelatihan pembibitan mangrove mulai dasar, seperti proses pencarian bibit mangrove, pembuatan media, pembibitan dalam polybag, perawatan bibit, hingga penanaman di area yang ditentukan.
Jenis mangrove yang ditanam meliputi Rhizopora Apiculata, Rhizopora Mucronata, Ceriops Tagal, Bruguiera Gymnorrhiza, Bruguiera Sexangula, Ceriops Tagal dan Avicennia Marina.
Anggota kelompok binaan juga dibekali kemampuan penghitungan Harga Pokok Produksi (HPP) mangrove, serta pendampingan pembibitan hingga diversifikasi produk.
Bahkan sejak 2020, kelompok ini telah mampu melayani permintaan bibit mangrove dari berbagai pihak, baik lingkup perusahaan hingga Pemerintah.
“Tingginya permintaan bibit mangrove menjadi peluang ekonomi baru bagi kelompok Telok Bangko untuk meningkatkan pendapatan secara ekonomi,” lanjut Rahmad.
Potensi pengembangan HGB 65 pun dilirik PKT dengan menjadikan kawasan itu sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Kota Bontang berbasis konservasi, sekaligus mengoptimalkan manfaat melalui diversifikasi produk dan usaha turunan dengan sumber daya mangrove sebagai bahan baku.
Pengembangan kawasan juga dilakukan di Telok Bangko, utamanya infrastruktur pendukung ekowisata seperti gapura untuk penanda masuk, track jalan di sepanjang area mangrove, hingga fasilitas gazebo dan toilet bagi pengunjung.
Untuk menambah daya tarik wisata, PKT juga membangun area photobooth untuk memaksimalkan potensi wisata dan menarik minat masyarakat.
Konsep ini diharap mampu menyediakan kegiatan wisata yang memberi manfaat secara pengetahuan bagi pengunjung, disamping meningkatkan kualitas lingkungan serta mendorong kesejahteraan dan kemandirian masyarakat sekitar.
“Konsep inilah yang kita kembangkan agar area konservasi tak hanya menjual keindahan, tapi juga menjadi sarana pengetahuan dan peluang ekonomi bagi masyarakat,” terang Rahmad.
Target penanaman setiap tahun juga terus dimaksimalkan, melihat produktivitas angota kelompok Telok Bangko yang terbilang tinggi. Bahkan pada 2020, kelompok ini berhasil menanam 43.000 bibit di kawasan HGB 65, dengan total mangrove saat ini mencapai 161.167 bibit.
Sesuai prinsip tripple bottom line, yaitu People, Profit dan Planet, perluasan konservasi mangrove akan terus dikembangkan PKT, sebagai bagian dari kontribusi dan komitmen Perusahaan menjalankan bisnis yang selaras dengan lingkungan, serta mempertahankan keseimbangan alam secara berkesinambungan.
“Mengingat kesejahteraan masyarakat juga fokus dari pengembangan Server Mang Budi, pendampingan akan terus difokuskan PKT untuk memperkuat kapasitas kelompok binaan,” pungkas Rahmad Pribadi.