Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Property Excelent & Advisory F. Rach Suherman menilai industri properti nasional akan terus menggeliat didukung membaiknya daya beli masyarakat di semester II 2021 ini.
Dukungan berbagai insentif pemerintah seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai yang Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 0 persen untuk rumah siap huni seharga maksimal Rp2 miliar juga memberi andil besar.
“Ceruk pasar dengan permintaan tinggi berada di segmen Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar. Namun, pengembang yang memasok hunian di segmen tersebut terbatas," kata Rach kepada wartawan Selasa (7/9/2021).
Menurutnya, kehadiran beberapa proyek Lippo Karawaci memenuhi ceruk pasar yang ada.
"Segmen di atas Rp 500 juta sangat besar terutama di koridor barat Ibukota,” katanya.
Baca juga: Hunian Tapak Berkonsep TOD Jadi Alternatif Baru Tempat Tinggal di Jakarta
PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) sejak awal masa pandemi 2020 tetap konsisten menawarkan rumah tapak dua lantai Cendana Series dengan harga antara Rp500 jutaan hingga Rp1 miliar.
Baca juga: Intiland Lakukan Topping Off Tower Kedua Apartemen Fifty Seven Promenade
CEO LPKR John Riady meyakini bahwa fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana sangat baik.
Ia mengatakan permintaan properti terbesar berasal dari rumah tapak dengan harga di bawah Rp2 miliar, di mana pembelinya sekitar 80 persen merupakan pasar perdana.
Baca juga: Perumnas Dukung Program Satu Juta Rumah Lewat Percepatan Pembangunan Hunian Rusun TOD
"Jadi inilah yang saya pikir real economy dan real demand yang harus didukung dan harus terus kita kembangkan," ucap John.
Pada 5 Juni 2021 lalu, LKPR meluncurkan Cendana Parc yang berhasil sold out 467 unit hanya dalam waktu 5 jam, bahkan mengalami oversubscribed hingga dua kali lipat.
"Dalam menanggapi permintaan pasar yang sangat besar, kami menghadirkan klaster terbaru Cendana Parc North," imbuhnya.