TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kalisi LSM Act For Farmed Animals terus mengampanyekan dan mendorong gerai makanan cepat saji tidak membeli telur dari peternakan kandang baterai yang mengurung ribuan ayam di ruang sempit yang membuat hewan hampir tidak bisa bergerak.
Selain selebaran, stiker besar dengan gambar ayam di dalam kandang baterai juga ditempelkan di bagian belakang taksi online dan papan reklame yang meningkatkan kesadaran tentang masalah ini dipasang Jala Bisma Raya, Jakarta Utara, Jalam Perjuangan, Jakarta Barat dan Jalan Gunung. Sahari, Jakarta Pusat.
Diproyeksikan, papan reklame ini dilihat oleh 390.000 orang setiap harinya.
Baca juga: Harga Telur Ayam Anjlok, Wakil Ketua MPR: Negara Harus Hadir Menjaga Stabilitas Harga
"Kami meminta gerai cepat saji welas asih terhadap ayam dan berkomitmen untuk tidak menggunakan telur dari peternakan kejam yang memperlakukan ayam seperti mesin.
Kandang baterai harus ditinggalkan," kata Anggodaka, manajer kampanye Act for Farmed Animals dalam keterangannya, Minggu (12/9/2021).
Apalagi, kata dia perusahaan seperti Burger King dan Unilever telah berkomitmen untuk mengakhiri jenis pengurungan hewan yang kontroversial ini.
Kandang baterai dianggap sebagai salah satu praktik paling kejam dalam industri peternakan.
Dalam sistem ini, ayam petelur tidak dapat melakukan banyak perilaku alaminya, seperti berjalan bebas, melebarkan sayap sepenuhnya, mematuk, dan bersarang.
"Karena kurungan yang ekstrem, mereka mengalami frustrasi dan jauh lebih rentan terhadap perkembangan penyakit yang menyakitkan seperti osteoporosis," katanya.