Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, pada triwulan I tahun 2021 kinerja industri furnitur mampu bangkit dan tumbuh positif sebesar 8,04 persen.
Sementara pada periode yang sama tahun lalu, industri ini mengalami kontraksi 7,28 persen karena dampak pandemi Covid-19.
"Industri furnitur sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekpsor, juga berperan penting dalam memberikan kontribusi yang signfikan terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional," tutur Agus saat pembukaan pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) Virtual Showroom 2021, Senin (20/9/2021).
Selanjutnya, subsektor industri kayu, barang dari kayu, rotan dan furnitur menyumbangkan sebesar 2,6 persen terhadap pertumbuhan kelompok industri agro.
"Artinya, industri furnitur dan kerajinan terbukti memiliki tingkat resiliensi yang tinggi di saat pandemi," ungkap Menperin.
Baca juga: DPR Putuskan Kementerian Perindustrian Jadi Mitra Kerja Komisi VII
Guna lebih memacu produktivitas dan daya saingnya, Kementerian Perindustrian terus menjaga ketersediaan bahan baku dan mendorong pelaku industri furnitur untuk aktif melakukan inovasi.
Kemudian, peluang pasar furnitur dan kerajinan yang terus tumbuh, harus didukung dengan penyediaan faktor-faktor produksi yang utama, antara lain bahan baku, modal dan tenaga kerja.
Bahan baku industri furnitur dan kerajinan di Indonesia bisa dikatakan cukup melimpah, terutama berasal dari hutan produksi yang memiliki luas 68,8 juta hektare.
"Iklim tropis Indonesia juga sangat menguntungkan, berbagai jenis pohon dapat tumbuh dengan cepat," jelas Agus.
Selain itu, Indonesia merupakan penghasil 80 persen bahan baku rotan dunia, yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Menperin mengemukakan, faktor yang mendongkrak penjualan produk furnitur di saat pandemi, yaitu adanya peralihan atau reorganisasi signifikan belanja rumah tangga masyarakat, dari yang untuk hiburan, pariwisata atau transportasi, menjadi kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah.
"Bahkan, aktivitas belanja online selama pandemi juga mendukung peningkatan penjualan furnitur, baik memenuhi pasokan pasar domestik maupun ekspor," imbuhnya.