Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serikat Petani Kelapa Sawit Indonesia (SPKS) menyalurkan paket bantuan darurat kepada sekitar 1.600 petani sawit kecil di 14 kabupaten sentral sawit di Indonesia.
Sekjen SPKS Mansuetus Darto menuturkan sejak Maret 2020 petani kelapa sawit sudah merasakan dampaknya terhadap pendapatan mereka.
"Petani kelapa sawit skala kecil masih mendapatkan harga yang jauh lebih rendah di bawah Rp 1500/kg karena harus menjual produknya melalui tengkulak," kata Darto dalam keterangannya, Minggu (26/9/2021).
Meskipun harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat ini tergolong baik (sekitar Rp 1500- Rp 2500/kg).
Sementara itu, harga kebutuhan pokok dan biaya pengelolaan perkebunan rakyat juga mengalami kenaikan di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Gernas Vaksin Sasar Tujuh Juta Warga di Perkebunan Sawit dan Desa Produktif
“Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dari bulan Juli lalu, membatasi aktivitas masyarakat akibatnya pandemi Covid-19 dan berdampak kepada petani kelapa sawit," jelasnya.
Darto mengatakan pentingnya bekerja sama saling membantu selama masa sulit ini.
"Kolaborasi jadi kunci untuk mendukung petani kecil kami untuk memungkinkan mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga untuk dapat terus melakukan praktik berkelanjutan," ujarnya.
SPKS memberikan paket bantuan berupa sembako (beras, gula, minyak goreng, telur dan mie instan, serta susu kaleng) berjumlah 1.600 paket untuk dibagikan kepada 1.600 petani skala kecil.
Baca juga: Pemerintah Punya Banyak Pekerjaan Rumah Perbaiki Tata Kelola Sawit
Selain sembako, sebanyak 7.500 masker kain dan lima tabung oksigen juga bagikan.
Lokasi pendistribusian tersebar di 13 kabupaten, yaitu di Kecamatan Sanggau, Sekadau, Sintang, Paser, Kobar, Seruyan, Labura, Rokan Hulu, Kuansing, Siak, Pelalawan, dan Muba, yang merupakan lokasi anggota dari SPKS.
“Dengan bantuan darurat ini, kami berharap para petani kelapa sawit kita dapat mempertahankan praktik berkelanjutan mereka sambil melestarikan hutan sebagai 'rumah sakit' tradisional bagi masyarakat pedesaan,” tambah Darto.