TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi saat ini tengah menggagas program food estate, yakni pengembangan suatu kawasan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan bahkan peternakan.
Melalui Kementerian Pertanian, diketahui program food estate ini mengimplementasikan berbagai hal secara komprehensif dari sektor pertanian dan lainnya mulai dari hulu hingga hilir.
Program food estate ini akan di rencanakan memiliki beberapa ciri khas yaitu mengelola multikomoditas, menggunakan mekanisasi, korporasi, marketplace, berorientasi ekspor dan lain sebagainya.
Ketua Bidang Kemaritiman, Pertanian, Kehutanan & Lingkungan Hidup Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Robert Muda Hartawan menyatakan bahwa program yang tengah digagas oleh pemerintah tersebut mampu menjadikan pertanian di Indonesia menjadi sektor yang lebih modern dan dapat menarik perhatian banyak kalangan untuk terjun di sektor tersebut.
“Sudah saatnya Indonesia kembali bangkitkan kejayaan sektor agrarisnya, sejak beberapa tahun terakhir terlihat redup akibat kurangnya minat dan perhatian generasi sekarang untuk menaikkan bisnis berbasis pertanian. Program ini kelak akan menjadi new integrated system bertani di masa depan,” ujar Robert pada Kamis (30/09/2021).
Baca juga: Mentan SYL Sampaikan Tantangan Pengembangan Food Estate
Robert juga menjelaskan proses produksi yang dilakukan dengan menerapkan teknologi modern akan berpotensi dalam meningkatkan produktivitas serta memiliki potensial substitusi dan ekspor sektor pertanian Indonesia di pasar global.
"Pemerintah harus lebih memperkuat kelangsungan program ini dalam jangka panjang dengan adanya kolaborasi antar stakeholder seperti kelompok tani, industri, perbankan, pemerintah, universitas yang ada di dalam rantai pasok pangan," ungkap Robert.
Robert menilai bahwa kehadiran food estate akan menarik banyak minat dan tentunya akan memberikan dampak positif lainnya dalam aktivitas pertanian masyarakat.
“Kita dapat melihat nantinya bahwa sebuah gerakan modernisasi yang telah dirancang dengan matang dan bertanggung jawab nantinya akan memberikan keuntungan lainnya seperti infrastruktur terbangun dengan baik, irigasi mulai diperbaiki, infrastruktur jalan juga bangun, dan secara makro kedepannya akan ada lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi,“ tutup Robert.
Sementara itu, Ketua Departemen Tanaman Pangan BPP HIPMI, Ain Diniasha menyebutkan bahwa program tersebut akan berhasil apabila memperhatikan prinsip pembangunan berwawasan pengembangan kawasan dengan skema pertanian yang baik dan memperhatikan kelestarian SDA.
“Selain memperhatikan aspek kelangsungan hidup alam dan lingkungan, pemerintah hendaknya juga mempelajari program yang tengah digagas tersebut dengan pengalaman dari pemerintah-pemerintah sebelumnya. Seperti contoh yaitu kegagalan yang pernah terjadi pada program PLG Sejuta Hektar Era Presiden Soeharto,” jelas Dini.