Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mendapatkan kesempatan mengakses berbagai program pemberdayaan dan pengembangan usaha dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Program Aksilerasi III.
Di program yang diinisiasi Ninja Xpress ini, para peserta UKM mendapatkan informasi mengenai beragam program pemberdayaan dan pengembangan yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah dan dapat diikuti secara gratis.
Baca juga: Lahirnya UU Sistem Perbukuan Mengatasi Karut Marut Perbukuan di Indonesia?
Saat ini sebanyak 99,62 persen dari total 64.166.606 pelaku usaha di Indonesia berasal dari UKM. Sementara, kontribusi UKM kepada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,5 persen.
“Kekuatan UKM yang cukup besar dalam mempengaruhi perekonomian negeri, memang sudah tidak diragukan lagi. Hal ini membuat Ninja Xpress tergerak mendukung pemberdayaan UKM dengan program berkelanjutan seperti Aksilerasi," ungkap Chief Marketing Officer Ninja Xpress Andi Djoewarsa dalam konferensi pers virtual dengan media baru-baru ini di Jakarta.
Andi menjelaskan, dukungan Ninja Xpress sebagai mitra UKM sudah dirintis sejaklama dan akan berlanjut.
Baca juga: Jamkrindo Serahkan Bantuan Tiga Ambulans untuk Masyarakat Surakarta
"Kami akan terus mengevaluasi, mengolah dan berinovasi agar menghasilkan program Aksilerasi yang tepat guna dengan terus mendengar langsung kebutuhan dari para pelaku UKM negeri,” ujarnya.
Porgram pemberdayaan UKM oleh Kemenkop UKM selama ini antara lain diwujudkan melalui program Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) yang direalisasikan sejak 2020 dan dilanjutkan di 2021.
Tahun ini, alokasi program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) mencapai Rp 15,36 triliun untuk 12,8 juta pelaku usaha.
Cara mendapatkan Banpres adalah dengan melengkapi, dokumen usulan, fotokopi KTP, KK, NIB atau nomor induk berusaha, Surat Keterangan Usaha (SKU) dari kepala desa.
Banpres BPUM cair dengan nominal Rp1,2 juta per UMKM yang namanya terdaftar sebagai penerima di eform.bri.co.id untuk penyaluran via BRI dan banpresbpum.id untuk penyaluran bank BNI.
Sementara, cara untuk cek nama pelaku UMKM di dua link BRI dan BNI dapat dilakukan dengan memasukkan NIK E-KTP setelah login ke link online penerima Banpres BPUM Rp1,2 juta yang terakhir disalurkan bulan September 2021 ini.
Asisten Deputi Bidang Perlindungan dan Kemudahan Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan UKM RI Rahmadi, memaparkan selain BPUM, kementeriannya juga menyediakan berbagai program untuk pemberdayaan UKM.
"Harapannya, pelaku UKM dapat terbantu dan terus menjalankan operasional bisnis dengan cerdas; melihat berbagai peluang agar tetap meningkatkan perekonomian nasional.
Selain BPUM, Kemenkop dan UKM juga menyiapkan program literasi digital, kapasitas produksi, kualitas produk serta akses pasar dalam rangka mendigitalisasi 30 juta UMKM hingga 2024.
Hingga saat ini, perlu 6 juta UMKM masuk digital per tahun guna dapat merealisasikan target.
Layanan bantuan dan pendampingan hukum bagi pelaku usaha mikro dan usaha kecil (LBPH-PUMK) juga disediakan Kemenkop UKM, dengan program strategis seperti, penyuluhan hukum, konsultasi hukum, mediasi, penyusunan dokumen hukum, pendampingan di dalam pengadilan.
Kemenperin di acara Aksilerasi III Ninja Xpress, menyampaikan program dukungan khusus kepada Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar terus berkontribusi bagi perekonomian nasional melalui sejumlah kebijakan.
Antara lain, kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri, penguatan IKM dalam marketplace, katalog sektoral Kemenperin,, serta penggalian kebutuhan atau kompetensi yang dibutuhkan UKM kedepannya (link and match) dengan menyediakan kerja sama yang tepat guna.
Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin Dini Hanggandari menyatakan, sektor IKM dan juga mendorong terus gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, target 6000 IKM per tahunnya, hingga 2024.
Hal ini sejalan dengan rencana strategis e-smart IKM Kemenperin 2020 hingga 2024, sebagai salah satu strategi penguatan implementasi Making Indonesia 4.0. E-smart IKM juga menjadi program unggulan Kemenperin dalam membantu produktivitas pelaku IKM atau UKM.
Dini menyatakan, program Bangga Buatan Indonesia di 2021 tengah berusaha menaikkan target hingga 2023.
Melalui BBI, terdapat peningkatan jumlah unit artisan (UMKM/IKM) dari 11,7 juta menjadi 30 juta dan peningkatan permintaan terhadap produk ekonomi kreatif buatan artisan Indonesia.
"Karena BBI akan tersedia di berbagai daerah, maka diharapkan adanya peningkatan peran aktif Pemerintah Daerah, Tops Brands, dan media massa,” ujarnya,
Program Aksilerasi III menghadirkan 7 mentor, yaitu Yoris Sebastian (Creativepreneur & Author), Denny Santoso (Entrepreneur, Speaker Business Consultant, dan Author), Rono Jatmiko (Certified Facebook Trainer), Mollyta (Certified Google Trainer), Christina Lie (Owner of 101 Red 101), Ethika Santi (Head of Sales PT Jobstreet Indonesia), dan Nadjani (Owner Nadjani Indonesia).