TRIBUNNEWS.COM -- Pemerintah El Salvador menyatakan akan menggunakan tenaga panas bumi dari gunung api untuk menambang mata uang kripto, Bitcoin.
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, dalam Twitter resminya mengatakan, pihaknya saat ini tengah menguji coba proses penambangan Bitcoin menggunakan tenaga gunung api tersebut.
"Kami masih menguji coba, tapi, secara resmi ini adalah penambangan Bitcoin pertama dari gunung berapi," tulis Bukele.
Penambangan Bitcoin ini dijalankan oleh perusahaan listrik panas bumi milik El Salvador, LaGeo SA de CV.
Baca juga: Potensi Peluang Baru dari Pertumbuhan Ekosistem Kripto Cukup Menjanjikan, Tapi Waspadai Risikonya
Bukele juga mengunggah sebuah video singkat berdurasi 25 detik dalam sebuah tweet.
Meski tak dilengkapi dengan narasi, video singkat itu memperlihatkan lokasi pertambangan Bitcoin milik pemerintah El Salvador yang di bangun di sekitaran wilayah gunung berapi.
Dari video terlihat pula banyak rig untuk menambang Bitcoin, teknisi yang sedang memasang komputer berbasis Application-Specific Integrated Circuit (ASIC), serta pemandangan pabrik energi yang diselimuti asap di tengah rimbunnya hutan.
Baca juga: Dilarang di China, Transaksi Kripto Justru Didukung di Singapura
Dalam tweet terpisah, Bukele merinci, pemerintah berhasil menambang 0,00599179 Bitcoin, atau setara dengan 269 dollar AS (kira-kira Rp 371.000) per 1 Oktober, dengan tenaga panas bumi dari gunung berapi.
Sebagai informasi, El Salvador sendiri menjadi negara pertama yang resmi mengakui mata uang kripto Bitcoin sebagai alat tukar dan alat pembayaran yang sah.
Pada awal September lalu, Presiden El Salvador, Nayib Bukele mengumumkan bahwa negara yang dipimpinnya itu resmi mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Hal ini menjadikan El Salvador sebagai negara pertama di dunia yang mengambil langkah demikian.
Jadi lebih ramah lingkungan?
Untuk diketahui, El Salvador sendiri memang dikenal sebagai negara dengan sebutan "tanah gunung berapi", karena memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif.
Baca juga: Mulai 8 Oktober, Raksasa e-commerce China Alibaba Stop Penjualan Peralatan Penambangan Kripto
Pada 2020, El Salvador memiliki setidaknya 20 gunung berapi yang berpotensi masih aktif.
Tak heran bila energi panas bumi menjadi salah satu sumber energi andalan bagi El Salvador, bahkan dilaporkan sekitar seperempat energi El Salvador sudah dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.
Adanya potensi panas bumi yang melimpah membuat Bukele akhirnya ikut memanfaatkannya untuk menambang Bitcoin sambil memberikan citra ramah lingkungan.
Mengingat selama ini, aktivitas menambang Bitcoin menghabiskan konsumsi listrik yang sangat banyak, termasuk meningkatkan emisi karbondioksida.
Pada Juni lalu, Bukele mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan LaGeo SA de CV untuk “membuat rencana untuk menawarkan fasilitas penambangan Bitcoin dengan energi yang sangat murah, 100 persen bersih, 100 persen terbarukan, dan 0 emisi dari gunung berapi kami".
Namun, ternyata aktivitas penambangan Bitcoin dengan mengandalkan energi panas bumi bukanlah barang baru. Sebab, negara lain sudah ada yang melakukannya lebih dulu.
"Ini hanya energi panas bumi. Islandia telah melakukannya sejak awal penambangan bitcoin," kata penambang bitcoin Alejandro de la Torre, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Selasa (5/10/2021). (Galuh Putri Riyanto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara El Salvador Menambang Bitcoin, Pakai Tenaga Gunung Api"