TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan penghasilan petani jagung di Desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Hal itu menyusul produktivitasnya yang meningkat usai mengikuti program.
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengajak petani yang berada di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat bergabung dalam program Makmur.
Baca juga: Menteri Bahlil Sebut Papua Jadi Lokasi Alternatif Pengembangan Pabrik Pupuk
Program yang memiliki singkatan Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini telah diluncurkan pada Agustus 2021.
"Ini program dari Kementerian BUMN dan Pupuk Indonesia untuk mensejahterakan petani. Di mana ada jaminan asuransi, ada jaminan ketersediaan pupuk, dan sebagainya," kata Arya saat berdialog dengan petani di Sumatera Barat, Kamis (7/10/2021).
Arya mengatakan, melalui program Makmur pemerintah memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani.
Ekosistem di sini menghubungkan petani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, ketersediaan pupuk non subsidi, dan offtaker.
Baca juga: Moeldoko: Saya Anak Petani, Tahu Persis Masalah Petani
"Di Sumatera Barat ini, kita lihat potensi tanaman jagungnya besar dan kawan-kawan Pupuk Indonesia sudah memiliki potensi sampai 3.000 hektar dan kita berharap ini bisa terlaksanakan," kata Arya.
SVP Transformasi Bisnis PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) M. Yusra mengatakan bahwa program Makmur memberikan manfaat nyata bagi para petani di Sumatera Barat. Pasalnya, produktivitas petani jagung meningkat drastis dari yang sebelumnya hanya sekitar 6 ton per hektar, bahkan ada yang sama sekali tidak berbuah.
"Makanya ini kita ingin tingkatkan, yang sudah ikut program Makmur alhamdulillah nampak 1 pohon itu 3 tongkol, sebelumnya ada yang tidak berbuah dan menjadi malas tanam. Setelah ikut program bisa 2 tongkol sudah berhasil," ujar Yusra.
Melihat peningkatan produktivitas tersebut, Yusra dan timnya akan terus memperluas pelaksanaan program Makmur di wilayah Sumatera Barat.
"Saya melihat antusias warga di sini untuk budidaya jagung luar biasa, sekarang sudah berduyun-duyun warga yan daftar program Makmur. Potensinya 6.600 hektar di Tigo Nagari. Produktivitas mereka selama ini 6 ton per hektar, itu maksimum," tambahnya.
Baca juga: Dengan Embung, Petani di Sorong Semakin Untung
Yusra juga mengapresiasi kinerja tenaga ahli pengawasan program Makmur Pupuk Iskandar Muda di Kecamatan Tigo Nagari, yaitu Roy Amanda. Putra asli Desa Melampah ini berhasil membuat petani jagung ikut program Makmur. Sarjana Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Andalas ini mendampingi para petani dari awal tanam hingga panen.
Sementara itu, Satria salah satu petani jagung sekaligus Ketua Kelompok Tani Maju Bersama Syariah mengatakan bahwa produktivitas jagung yang ditanamnya mengalami peningkatan menjadi sekitar 9 ton per hektar setelah bergabung pada program Makmur.
Dia mengaku sebelum bergabung program Makmur, produktivitas komoditas jagung yang ditanamnya hanya sekitar 6 ton per hektar.
"Kami saya bersyukur atas program pemerintah, berupa program Makmur. Sebelumnya kami bergabung hasil kami jauh di bawah standar, setelah kami mengikuti program Makmur kami telah panen dua kali dan panen kami meningkat per hektar 9 ton sampai 10 ton," kata Satria.
Dia pun berharap peningkatan produktivitas komoditas jagung ini menjadi daya tarik bagi petani lainnya untuk bergabung pada program Makmur.
Pupuk Indonesia menugaskan Pupuk Iskandar Muda menjadi project leader program Makmur di Provinsi Sumatera Barat.
Program ini telah diimplementasikan di atas lahan seluas 90 hektar yang tersebar ke beberapa wilayah di Sumatera Barat. Petani yang tergabung berjumlah 178 orang.
Hari ini, program Makmur akan kembali dilaksanakan di lahan seluas 20 hektar di Desa Malampah dengan komoditas yang ditanam adalah jagung. Adapun, rincian luas lahan program Makmur tersebar di desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari seluas 22 hektar.
Desa Kota Baru, Kecamatan Kubung seluas 36 hektar, komoditasnya padi. Selanjutnya di desa Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas seluas 20 hektar. Terakhir di desa Ranah Batahan, Kecamatan Sidomulyo yaitu seluas 12 hektar. Komoditas di dua desa ini adalah padi.
Program Makmur di Sumatera Barat juga nantinya akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo. Kedua perusahaan pelat merah ini berkomitmen dalam sektor permodalan dalam hal ini kredit usaha rakyat (KUR) dan jaminan asuransi pertanian.