News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Larang Ekspor Nikel, Jokowi Tidak Takut Digugat WTO 

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong hilirisasi industri agar setiap komoditas yang diekspor memiliki nilai tambah.

Presiden mengatakan sudah saatnya sekarang ini untuk berani untuk tidak mengekspor bahan mentah termasuk Nikel.

Jokowi mengaku siap menghadapi gugatan dari Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organizations (WTO) terkait penghentian ekspor nikel.

"Meski kita digugat di WTO, engga apa-apa, kan nikel nikel kita, barang barang kita.  Mau kita jadikan kita pabrik di sini, mau kita jadikan barang di sini hak kita dong," kata Presiden dalam pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, di Istana Negara, Rabu, (13/10/2021).

Presiden mengatakan siap menghadapi apabila ada gugatan dari WTO terkait larangan ekspor nikel yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Baca juga: Pengamat: Selisih Hitung Kadar Nikel Bisa Berdampak Pada Penerimaan Negara

"Kalau ada yang menggugat kita hadapi. Jangan digugat kita mundur lagi,"katanya.

Presiden mengatakan bila larangan ekspor nikel tersebut digugat WTO, maka pemerintah Indonesia akan menyiapkan lawyer internasional. Hal itu dilakukan agar Indonesia tidak kalah dalam memperjuangkan hilirisasi industri untuk kepentingan nasional.

"Jangan sampai kita grogi karena digugat di WTO, jadi siapkan lawyer kelas internasional biar tidak kalah," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong hilirisasi industri secara besar-besaran di Indonesia. Sehingga, semua komoditas yang biasanya diekspor dalam bentuk mentah, kini dalam bentuk olahan. 

"Semua komoditas yang ada harus kita dorong hilirisasinya, misalnya tadi sudah disampaikan mengenai nikel yang bisa kita olah menjadi katoda baterai, stanless steel, lithium batery," kata Jokowi.

Produk-porduk olahan tersebut kata Presiden nantinya di integrasikan dengan sejumlah industri yang sedang berkembang. Misalnya beterai lithium dengan mobil listrik. Apalagi kata Presiden, BUMN Krakatau Steel kini bisa memproduksi lembaran tipis baja untuk body mobil, yang sebelumnya hanya bisa memproduksi chassis saja.

"Dan nanti bapak ibu bisa lihat, 2 atau 3 tahun lagi yang namanya mobil listrik akan mulai bermunculan dari negara kita," katanya.

Baca juga: Komisi VII DPR Desak Pemerintah Serius Tangani Perbedaan Hitungan Kadar Nikel oleh Surveyor

Oleh karena itu, ke depan kata Presiden ia akan menghentikan ekspor bahan mentah. Termasuk nikel yang tidak akan ekspor dalam bentuk raw material.

Selain itu ekspor bauksit juga mulai akan dihentikan, nantinya ekspor harus dalam bentuk alumunium. Begitu juga dengan sawit, pada satu titik, katanya, ekspor CPO harus diubah menjadi ekspor kosmetik, biodiesel, mentega, dan industri turunan lainnya.

"Kita stop ekspor bahan mentah. Kita paksa entah BUMN entah swasta kita atau investor untuk mendirikan industrinya di dalam negeri," katanya. 

Presiden tidak mau Indonesia kembali kehilangan  kesempatan dalam memanfaatkan komoditas. Seperti yang terjadi pada minyak dan kayu.

"Jangan sampai kita kehilangan kesempatan lagi, dulu ada booming minyak, booming kayu kita kehilangan, minerba ini tidak, minerba harus jadi fondasi kita dalam rangka memajukan bangsa kita," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini