TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Terhitung mulai hari ini, Kamis 14 Oktober 2021, Bali dibuka kembali untuk turis asing setelah 18 bulan ditutup karena pandemi Covid-19.
Namun, pembukaan kembali Bali ini dari kunjungan wisatawan internasional tidak diimbangi dengan jumlah penerbangan internasional ke Bali yang memadai.
Bali yang bergantung pada pariwisata dijadwalkan untuk dibuka kembali pada hari Kamis dan meskipun bandara internasional Ngurah Rai telah melakukan simulasi mempersiapkan para wisatawan untuk kembali.
"Sejauh ini belum ada jadwal," kata Taufan Yudhistira, juru bicara bandara.
Langkah-langkah imigrasi yang ketat di Indonesia selama pandemi telah menghancurkan pulau itu, dengan penutupan hotel, toko, dan bisnis yang meluas.
Pemerintah ingin menghidupkan kembali industri pariwisata Bali yang terkepung dalam menanggapi penurunan tajam dalam kasus virus corona baru sejak Juli, ketika Indonesia menjadi episentrum Covid-19 di Asia.
Baca juga: Mulai Hari Ini Turis Asing Boleh Masuk Bali, Berikut Rincian Ketentuannya Setiba di Bandara
Tetapi rincian tentang pembukaan kembali, seperti persyaratan visa dan negara mana mereka mengajukan permohonan, sejauh ini tidak merata.
Indonesia hanya mengkonfirmasi 19 negara yang memenuhi syarat dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam, yang meliputi China, India, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru, dan beberapa negara dari Eropa Barat dan Teluk Arab.
Baca juga: AirAsia Kembali Layani Penerbangan Berjadwal Rute Jakarta-Denpasar Mulai 14 Oktober
Langkah ini mengikuti pembukaan kembali Thailand yang dimulai pada bulan Juli dengan banyak kemeriahan, dengan pulau Samui dan Phuket menyambut wisatawan yang divaksinasi dari berbagai negara, dengan ratusan pada hari pembukaan.
Baca juga: Pemerintah Akan Buka Penerbangan Internasional ke Bali, AirNav Siapkan Aspek Operasional Bandara
Vietnam berencana untuk menyambut orang asing ke pulau Phu Quoc bulan depan.
Namun beberapa perwakilan industri pariwisata Indonesia mengatakan rencana pembukaan kembali Bali tidak sesuai dengan permintaan. I Putu Astawa dari Dinas Pariwisata Bali mengatakan pemesanan hotel sedikit.
"Belum karena waktunya mendadak sekali," ujarnya saat ditanya soal lonjakan pemesanan. "Mereka butuh waktu untuk mengurus visa dan penerbangan," tambahnya.
Selain mewajibkan pengunjung Bali untuk divaksinasi terhadap Covid-19, Indonesia telah menetapkan bahwa mereka harus menghabiskan lima hari pertama mereka di karantina, suatu tindakan yang sedang dihapus oleh pasar pariwisata saingan.
"Kami siap menerima wisatawan yang berkunjung ke Bali, tapi tentu bukan berarti semua tamu tiba-tiba berkunjung ke Bali," kata Ida Bagus Purwa Sidemen, direktur eksekutif asosiasi hotel dan restoran pulau itu.
"Paling cepat, akhir tahun kita bisa mengevaluasi apakah situasinya sudah membaik," terangnya.
Dalam sebuah video yang dirilis di saluran YouTube sekretariat presiden untuk menandai pembukaan kembali pada hari Kamis, Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan menghidupkan kembali pariwisata sangat penting untuk pulau itu.
"Kami sangat berkepentingan agar pariwisata pulih karena 54% perekonomian Bali bertumpu pada sektor pariwisata," katanya.
Artikel ini tayang di Kontan.co.id dengan judul Pembukaan kembali Bali tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku industri pariwisata
Editor: Handoyo .