News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dwi Soetjipto: TKDN Hulu Migas Jadi Lokomotif Perekonomian RI

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) 2021 di Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEW.COM, JAKARTA - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di industri hulu migas turut menggerakkan sektor industri/jasa lain, penyerapan tenaga kerja dan pengembangan ekonomi lokal. 

Saat ini TKDN hulu migas mencapai 58 persen pada pembelanjaan barang/jasa per September 2021. 

Menurutnya, capaian ini melebihi target yang ditetapkan pemerintah sekitar 50 persen pada tahun 2024.

“Total pengadaan barang dan jasa per 30 September 2021 mencapai 2,6 miliar dolar AS dengan komitmen TKDN sebesar 58 persen,” ujar Dwi dalam konferensi pers Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) 2021 di Jakarta, Kamis (21/10/2021).

Dia menambahkan, nilai kontribusi industri migas bagi sejumlah industri lain pada tahun 2020-2021 mencapai 7,126 miliar dolar AS. 

Industri-industri ini mendapatkan efek berganda karena tetap beroperasinya sektor hulu migas di saat pandemi COVID-19.

Salah satunya industri transportasi yang mencatat nilai 470 juta dolar AS dengan TKDN sebesar 78 persen.

Baca juga: SKK Migas: EBT Belum Bisa Gantikan Energi Fosil Hingga 2050

Selain itu, ada juga industri tenaga kerja senilai 442,76 juta dolar AS dengan TKDN sebesar 86 persen, industri perhotelan 129.88 juta dolar AS dengan TKDN 92 persen. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah menyusun berbagai langkah mencapai 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030. 

Ia menekankan perlunya peran dan kerja sama semua pihak untuk mencapai target tersebut.

“Target ini akan mendorong penciptaan multiplier effect di berbagai sektor industri serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia,” ujar Tutuka.

Tutuka mengatakan saat ini terdapat 224 perusahaan industri penunjang migas dan 363 perusahaan jasa penunjang migas yang terdaftar di dalam Buku Apresiasi Produksi Dalam Negeri (APDN). 

Buku tersebut merupakan acuan dalam pengadaan barang dan jasa serta sebagai pengendalian impor barang operasi pada kegiatan usaha hulu migas.

Baca juga: Kelangkaan BBM Subdisi Terkait Kuota, BPH Migas Harus Bertindak Cepat

Kementerian ESDM, lanjutnya, terus mengupayakan peningkatan kemampuan produsen dalam negeri melalui kolaborasi dan sinergi antara seluruh pemangku kepentingan.

Hal ini untuk memastikan produk dalam negeri mampu memenuhi spesifikasi, mutu dan kebutuhan kegiatan operasi hulu migas.

“Dengan dukungan semua pihak maka diharapkan produk dalam negeri penunjang usaha hulu migas akan semakin berkualitas, harga yang kompetitif, dan penyelesaian yang tepat waktu,” tegas Tutuka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini