Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berupaya meningkatkan ekspor kendaraan roda empat multi purpose vehicle (MPV) ke kawasan Pasifik.
Menurutnya, mobil kelas menengah sesuai dengan karakteristik negara-negara di sana.
“Saya meminta tolong kepada perwakilan di Pasifik bahwa MPV seperti Xpander dan Ertiga itu adalah mobil yang sangat cocok,” kata Mendag Lutfi dalam Pacific Exposition 2021, Senin (25/10/2021).
Baca juga: Tantowi Yahya: Indonesia Timur Bisa Jadi Pusat Produksi Olahan Ikan dari Pasifik
Ia bercerita pengalamannya saat diutus mewakili pemerintah Indonesia kunjungan ke kawasan Pasifik dijemput mobil Suzuki APV.
Kala itu, dirinya didampingi Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.
“Biasanya sampai di suatu negara kita dijemput pakai Mercedes Benz. Tapi naik APV ini saat buka pintu bukan tulisan caution tetapi hati-hati,” ucap Mendag Lutfi.
Mendag menambahkan ekspor mobil MPV ini akan digenjot sehingga harapannya menjadi barang penting di kasawan Pasifik.
Baca juga: Melalui Pacific Exposition 2021, Tantowi Yahya Ingin Tekan Kesenjangan Perdagangan Indonesia-Pasifik
Sementara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membeberkan potensi dagang ke wilayah Pasifik di antaranya Australia.
Ketua Komisi Tetap Asia Pasifik Kadin Indonesia Hans Lukiman mengatakan, pengusaha menganggap pasar daerah Pasifik tidak umum dibicarakan atau cukup asing di telinga.
Padahal ada banyak kemiripan antara Negeri Kanguru tersebut dengan Indonesia, berupa negara archipelago yakni dikelilingi banyak pulau.
Baca juga: Mendag Lutfi Tak Cemas Terkait Besarnya Defisit Neraca Perdagangan RI-Pasifik
"Kita familiar dengan medan perang seperti ini dibanding negara dengan satu pulau luas. Income per kapita mereka di mana kita tahu, ada 4 pendorong di Pasifik yaitu sektor ICT (Information and Communications Technology), fishery, tourism, dan labor mobility," ujarnya.
Di sektor pariwisata, Hans menjelaskan, ada potensi untuk mengembangkan kawasan properti mewah kelas atas.
Bahkan jumlah potensi pasar dari sektor bisnis pariwisata itu cukup menjanjikan, dapat mencapai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Secara spesifik, beberapa kesempatan contohnya highend luxury property, kita ingin melihat luxury tourism, di Pasifik ada kesempatan,” urainya.