Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyayangkan terjadinya insiden tabrakan kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek pada Senin (25/10/2021).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menyebutkan, bahwa pihaknya sangat menyayangkan terjadinya insiden tersebut di tengah uji coba pelaksanaan dinamis untuk menjamin keselamatan LRT.
"Tahapan pengujian yang dilakukan ini merupakan proses penting dalam memastikan faktor keselamatan dan keamanan transportasi LRT di Jabodebek," kata Zulfikri, Selasa (26/10/2021).
Ia juga mengungkapkan, seharusnya proses ini dilakukan dengan cermat dan juga penuh kehati-hatian karena ini merupakan uji coba keselamatan dan keamanan.
"Kami juga turut prihatin atas satu korban luka dalam insiden ini yaitu masinis yang saat ini sudah dirawat di rumah sakit dan mendoakan korban dapat segera pulih," ujar Zulfikri.
Zulfikri juga memastikan bahwa insiden tabrakan tersebut tidak ada korban jiwa. Kemudian, pihaknya juga saat ini meminta proses investigasi dan evaluasi atas insiden ini.
Baca juga: Polisi Pastikan Tabrakan LRT Jabodebek Murni Kecelakaan Kerja
"Kami meminta investigasi dan evaluasi insiden tersebut dapat segera dilaksanakan dengan baik karena aspek keselamatan tetap harus menjadi prioritas utama," uca Zulfikri.
Terkait kondisi jalur LRT, lanjut Zulfikri, masih dilakukan investigasi namun terlihat ada dampak minor pada beberapa third rail pada jalur tersebut sedangkan untuk struktur tidak ada kerusakan.
"Kami iimbau kepada pihak PT INKA agar lebih berhati-hati dalam melaksanakan uji coba dan selalu mengutamakan faktor keselamatan" kata Zulfikri.
Sebelumnya diberitakan bahwa insiden tabrakan ini terjadi saat tengah dilakukan langsir dalam rangka pengujian sarana internal oleh PT INKA, diantara petak Stasiun Harjamukti - Stasiun Ciracas.
Ada Indikasi Human Error
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, mengkonfirmasi terjadinya kecelakaan kereta LRT Jabodebek di ruas jalur Cibubur, Jakarta Timur.
Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro mengatakan, berdasarkan indikasi yang ditemukan di lapangan, insiden tersebut disebabkan oleh human error alias kelalaian manusia.
Masinis yang mengendarai kereta LRT dalam rangkaian uji coba tersebut, melakukan langsiran yang kecepatannya melebihi dari kecepatan standar langsiran pada umumnya.
Sebagai informasi, langsir adalah pergerakan rangkaian kereta, gerbong, atau hanya lokomotif untuk beralih jalur rel.
Baca juga: Kronologi Tabrakan LRT Jabodetabek di Wilayah Jakarta Timur, Masinis Alami Trauma
Biasanya, perpindahan jalur terutama diperlukan untuk memisahkan atau merangkaikan kereta atau gerbong
Diketahui, kecepatan langsiran biasanya tak lebih dari 20 hingga 30 kilometer per jam.
"Ini terindikasi adanya langsiran yang terlalu cepat," ucap Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (25/10/2021).
"(Harusnya) sesuai standar kecepatan langsir. ini pasti kesalahan prosedur. makanya tadi saya katakan ada indikasi human eror, di mana masinis kecepatan melebihi," sambungnya.
Budi juga mengungkapkan, masinis yang bersangkutan saat ini kondisinya mengalami luka ringan.
Mewakili Inka, Budi melontarkan permintaan permohonan maaf kepada sejumlah pihak. Terutama Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.
Baca juga: Bos INKA Beberkan Penyebab Tabrakan LRT, Ada Indikasi Human Error
Tindakan yang akan dilakukan Perseroan adalah, melakukan investigasi bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Masinisnya Alhamdulillah tidak apa-apa, luka ringan masih sadar," papar Budi.
"Kami memohon maaf atas semua pihak kepada Menteri perhubungan dan Menteri BUMN, serta juga Menko Marves dan lainnya seperti KAI," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, gerbong Light Rail Transit (LRT) yang masih dalam tahap operasional mengalami kecelakaan di lintasan wilayah Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada Senin (25/10/2021)
Eman Sulaeman (32), warga setempat mengatakan gerbong LRT Jabodebek mengalami kecelakaan sekira pukul 12.30 WIB hingga menimbulkan dentuman kencang serupa ledakan.
Baca juga: LRT Jabodebek Kecelakaan, Adhi Karya Tunggu Hasil Investigasi
"Jadi gerbong yang di depan itu ditabrak sama gerbong di belakangnya. Pas kejadian itu kencang banget bunyinya, seperti ledakan," kata Eman di Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021).
Belum diketahui pasti penyebab kecelakaan dan ada atau tidaknya korban karena awak media hanya bisa mengambil dokumentasi gambar dari pinggir Tol Jagorawi permukiman warga Munjul.
Tidak lama setelah kejadian, sejumlah petugas LRT tampak melakukan penanganan dan memasang terpal guna menutupi gerbong yang mengalami kecelakaan sehingga ringsek berat.
"Memang sehari-harinya operasional untuk uji coba. Biasanya lewat pas siang atau malam hari. Kalau rusaknya apa saja saya enggak tahu pasti, karena relnya kan ada di bagian atas, enggak terlihat," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek tabrakan di rel di atas ruas Tol Jagorawi KM 12/600, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021).
Akibat tabrakan itu, gerbong kereta tampak hancur.
Warga setempat bernama Eman Sulaeman (32) mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pada pukul 12.30 WIB.