TRIBUNNEWS.COM - Pandemi telah memberikan dampak yang besar terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk juga bisnis-bisnis penyelenggara acara atau event di berbagai daerah.
Bertujuan membantu menggerakkan perekonomian nasional secara positif di tengah pandemi ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia mencanangkan beragam inisiatif untuk mendorong kebangkitan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
Salah satunya melalui kampanye Cerita Protokol CHSE Event (CERPEN), yang dirancang untuk mendorong pariwisata dan industri kreatif, sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menyelenggarakan acara, dengan mengadopsi protokol kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19.
Protokol CHSE Kemenparekraf sendiri memberikan panduan mengenai tiga aspek penyelenggaraan acara, yaitu sebelum (pre), selama (during), dan setelah (post) acara, yang mencakup penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak).
Ketiga aspek tersebut wajib diikuti oleh seluruh pihak yang terlibat dalam sebuah acara, baik penyelenggara, penonton, maupun pengisi acara.
Sosialisasi Program CERPEN di Yogyakarta
Yogyakarta menjadi salah satu destinasi utama yang diprioritaskan dalam pelaksanaan program CERPEN. Maka dari itu, Kemenparekraf menggelar sosialisasi protokol CHSE melalui CERPEN untuk publik dan media lokal di Yogyakarta, Kamis (21/10/2021).
Sosialisasi program CERPEN yang dikemas dalam format media gathering ini bermaksud memberikan arahan serta pemahaman bagi para pelaku event daerah, serta peserta acara lainnya terkait penerapan protokol CHSE, khususnya dalam hal penyelenggaraan acara dan pariwisata yang aman dan nyaman bagi semua masyarakat di tengah pandemi.
Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah Kemenparekraf Hafiz Agung Rifai, CEO Prambanan Jazz Festival Anas Syahrul Alimi, dan Direktur Program Artjog Gading Narendra Paksi hadir sebagai pembicara dan membagi pandangan, serta pengalaman mereka dalam menyelenggarakan acara di masa tatanan kenormalan baru pada kesempatan ini.
Anas Syahrul Alimi selaku CEO Prambanan Jazz Festival menyebutkan bahwa para promotor dan penyelenggara acara di Yogyakarta sudah siap untuk memulai kembali usahanya.
Sejak tahun 2020, para pelaku bisnis event telah berdiskusi dengan para pemangku kepentingan penyelenggara acara untuk menyusun beberapa standar operasional prosedur (SOP), sambil menunggu pemerintah mengeluarkan protokol kesehatan dan keselamatan resmi untuk penyelenggaraan acara.
Sementara itu, Direktur Program Artjog Gading Narendra Paksi mengatakan, acara tahunan Artjog 2021 yang diselenggarakan mulai 8 Juli hingga 31 Agustus 2021 lalu telah menyesuaikan protokol kenormalan baru, seperti menghindari kerumunan, pengaturan jam berkunjung, dan pembatasan jumlah penonton.
“Untuk hal-hal terkait protokol kesehatan seperti masker, tempat cuci tangan, dan hand sanitizer tentu juga kami siapkan. Hal lain yang juga kami galakkan adalah vaksin baik bagi penyelenggara, seniman, maupun pengunjung,” ujar Gading.
Menurutnya, adaptasi serta inovasi relatif lebih mudah dilakukan dalam penyelenggaraan pameran seni rupa, karena jenis acara tersebut merupakan acara yang tenang dan privat dibandingkan pertunjukan seni dan budaya lainnya.