Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membeberkan rencana strategi menggaet turis dari negara-negara di kawasan Pasifik ke Indonesia setelah pandemi Covid-19 usai.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, hal pertama yakni akan meyakini bahwa kasus Covid-19 di Indonesia terkendali.
"Penambahan kasus harian di bawah 1.000 dan kasus aktif di bawah puncak tertinggi," ujarnya dalam acara "The 2nd Pacific Exposition 2021 - Tourism Forum", Jumat (29/10/2021).
Sandiaga Uno menjelaskan, pemerintah berupaya mengirimkan sinyal bagus dan kepercayaan kepada negara-negara Pasifik.
Di mana, bahwa mereka aman untuk berwisata ke Indonesia karena setiap tujuan wisata dilengkapi protokol kesehatan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan) atau CHSE.
Kedua, lanjut Sandi, pemerintah akan mengubah tren baru dalam pariwisata dari turis mancanegara yakni bukan lagi orientasi kuantitas, tapi kualitas.
Baca juga: Sandiaga Uno Yakin Penyelenggaraan Pacific Exposition 2021 Berdampak Positif Bagi Sektor Pariwisata
"Bukan kuantitas, tapi kualitas turis, pengalaman turis, kita beri penawaran terbaik ke negara-negara di Pasifik. Jadi, kita membagi optimisme ke Pasifik," pungkasnya.
Semangat Gotong Royong Bangkitkan Pariwisata RI
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan semangat gotong royong menjadi kunci melewati masa pandemi Covid-19.
Menurutnya, pariwisata RI bisa bangkit apabila seluruh elemen bersama-sama mencari jalan keluar.
"Indonesia meyakini selalu ada jalan untuk bangkit. Indonesia adalah tanah yang berani dan penuh rasa optimis. Kita bisa melewati kondisi sulit ini bersama-sama dengan prinsipal gotong royong. Selalu ada cahaya setelah badai," kata Sandiaga dalam webinar Pacific Exposition 2021, Jumat (29/10/2021).
Ia menegaskan di sektor pariwisata tidak ada satu pun negara yang bisa melewati masa sulit krisis global ini.
"Pariwisata sektor yang paling menderita, jumlah turing berkurang drastis," tuturnya.