TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mantan Anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia, Peter F Gontha mempertanyakan terkait harga sewa yang dilakukan Garuda Indonesia lebih besar dari harga pasaran.
Melalui akun instagram pribadinya @petergontha, ia mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia berani membayar dua kali lipat dari harga pasaran pada sewa pesawat Boeing 777.
Dia mengatakan, harga sewa pesawat Boeing 777 umumnya di pasar hanya rata-rata US$ 750.000 per bulan.
Sementara Manajemen Garuda Indonesia sendiri berani membayar hingga dua kali lipat dari harga tersebut.
Baca juga: Biaya Sewa Pesawat Garuda Mahal, Staf Khusus Menteri BUMN Sebut Peter Gontha Juga Ikut Tanda Tangan
Menanggapi hal itu, Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman mengungkapkan terkait permasalahan biaya sewa bukan masalah yang kecil melainkan masalah besar.
“Ini masalah besar namun masalahnya bukan hanya di harga sewa tersebut.
Yang jadi pertanyaan juga, terus kenapa Pak Peter baru sekarang mengeluhkan ini, sedangkan dari tahun kemarin manajemen Garuda juga sudah mengeluhkan ini,” tegasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/11/2021).
Baca juga: Dukung Peter Gontha, Arya Sinulingga Dorong Mantan Komisaris-Direksi Garuda Diperiksa KPK
Dia meminta, hal tersebut harus di usut sampai ke korespondensi di jaman tersebut.
Bahkan sampai ke waktu negosiasi pada saat Garuda Indonesia menyewa pesawat Boeing 777 tersebut.
“Urusannya panjang. Harus dilacak sampai ke waktu negosiasi, korespondensi jaman itu, lalu kontraknya, document traces-nya apa aja,” kata dia.
Menurutnya kebutuhan pengusutan tersebut lantaran untuk mengetahui mengapa harga yang dikeluarkan Garuda Indonesia bisa lebih mahal.
“Apakah karena markup atau korupsi, atau hal lain? Tapi jelas, bayar segitu mahal ya jadi masalah,” tutupnya.
Baca juga: Sewa Pesawat Kemahalan, Kementerian BUMN Minta KPK Periksa Mantan Pengurus Garuda
Akan Diusut
Maskapai disebut-sebut dipertimbangkan untuk dipailitkan karena tak mampu membayar utang yang menggunung.