TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terbukti masih bisa tumbuh meski dihantam oleh pandemi Covid-19.
Kredit, aset dan dana pihak ketiga (DPK) BPR tetap meningkat pada masa pagebluk.
Nyatanya, BPR justru masih berhasil mencetak pertumbuhan positif sebesar 3,01% secara year on year (yoy) menjadi Rp 113,87 triliun pada Juli 2021.
Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR tumbuh 10,21% mencapai Rp 111,21 triliun dan aset naik 7,99% yoy menjadi Rp 159,87 triliun.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan, pertumbuhan bisnis BPR seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional.
Baca juga: BPR Lestari dan Investree Kolaborasi Beri Kredit untuk UMKM
"Tentunya, ini mendorong setor rill bergerak walau belum pulih yang menjadi momentum peluang bagi pertumbuhan bisnis BPR, khususnya UMKM terdampak Covid-19," kata Joko, Kamis (4/11/2021).
Selain itu, kepercayaan masyarakat juga meningkat sehingga menyokong pertumbuhan simpanan BPR hingga dua digit.
Walau kegiatan usaha mereka belum sepenuhnya pulih, tapi pelaku UMKM masih percaya dan menaruh uangnya ke BPR.
Tak hanya itu, BPR juga berupaya mengelola aset liabilitas tetap tumbuh walau tidak maksimum.
Tahun ini adalah masa bagi BPR untuk bertahan di tengah keterbatasan untuk melayani masyarakat selama pandemi.
Baca juga: Catatkan Aset total Rp 7,7 Triliun, BPR Lestari Boyong Tiga Penghargaan
Oleh karena itu, bank gencar jemput bola dan melakukan pembinaan untuk mendukung permodalan bagi UMKM.
Hal ini dibarengi dengan pengembangan inovasi produk dan jaringan pemasaran yang mengandalkan kanal digital seperti sosial media.
Melalui strategi tersebut, ia memperkirakan kredit BPR bisa capai 5% hingga 6% sampai akhir tahun.
Mengingat, pembiayaan BPR per Agustus 2021 sudah menyentuh 3,5% dan ini juga sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional 4,2% di 2021.
Baca juga: Pinjaman Bisnis dan Perorangan di Bank dan BPR Jepang Capai Rekor 578 Triliun Yen
Sementara itu, BPR Hasamitra menargetkan kredit tumbuh 15,4% jadi Rp 2,31 triliun dan DPK tumbuh 17,71%. Dengan begitu aset diharapkan naik 12,96% sepanjang tahun 2021.