Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Uni Eropa H.E Vincent Piket bertemu Serikat Petani Kelapa Sawit Kabupaten Siak (SPKS).
Kunjungan di Desa Belutu, Kecamatan Kandis, Kab. Siak ini untuk mengetahui secara langsung proses produksi minyak sawit berkelanjutan yang dilakukan oleh petani sawit skala kecil.
“Uni Eropa membutuhkan minyak kelapa sawit dari Indonesia yang di produksi oleh petani sawit skala kecil. Namun EU memiliki standar yang mengutamakan soal keberlanjutan lingkungan dalam membeli minyak kelapa kelapa sawit dari Indonesia," kata Vincent dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Baca juga: Harga Minyak Goreng Melambung, Ekspor CPO Bakal Dihentikan
Menurutnya, EU memiliki standar untuk memastikan minyak kelapa sawit yang dibeli tidak berkaitan dengan dengan deforestasi dan juga untuk menghentikan deforestasi.
“Yang perlu diingat bahwa standar EU tersebut tidak hanya untuk kelapa sawit tetapi juga komoditas lainya seperti bunga matahari, repseet, dan juga pemberlakukan standar ini tidak ada diskriminasi karena diberlakukan kepada semua negara," tukasnya.
Ia menuturkan pertemuan dengan petani sangat penting mendengarkan bagaimana tanggapan dari petani skala kecil apa kendala yang dialami ketika menerapkan perkebunan sawit berkelanjutan mengikuti standar dari EU.
Baca juga: Potensi CPO Indonesia 52 Juta Ton Per Tahun, Presiden: Kita Harus Paksa Hilirisasi
"Kami memahami bahwa mengikuti sertifikasi berkelanjutan misalnya ISPO standar nasional di Indonesia tidaklah mudah dan membutuhkan biaya yang besar," tukasnya.
Ketua SPKS Kabupaten Siak Ridwan menyampaikan kunjungan duta besar EU langsung ke kebun petani kecil sangat peting.
"Petani ingin mendengar langsung dari Duta Besar EU apa yang diperlukan untuk memenuhi standar yang diinginkan oleh pasar dari Uni Eropa," tuturnya.
SPKS adalah organisasi petani sawit skala kecil dengan jumlah anggota 72 ribu petani sawit.
Baca juga: Hasil Referendum Swiss Jadi Harapan Cerah Bagi Ekspor CPO
Luasan rata-rata para petani anggota adalah kurang dari 8 ha yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
Saat ini SPKS melakukan beberapa program antara lain adalah fasilitasi legalitas bagi petani melalui pemetaan sawit rakyat, melakukan pelatihan-pelatihan budidaya sawit, pembangunan kelompok dan sertifikasi berkelanjutan.