Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI siap mengoptimalkan potensi besar ekonomi syariah di Tanah Air.
Sehingga, manfaatnya akan lebih terasa bagi umat Islam khususnya, dan seluruh masyarakat pada umumnya.
Wakil Direktur Utama BSI Abdullah Firman Wibowo mengatakan ekonomi syariah bersifat universal dan bermanfaat bagi semua, tak hanya umat Islam.
Baca juga: Tak Lagi Ribet, Daftar Haji Kini Bisa Melalui BSI Mobile
Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam ekonomi syariah termasuk industri halal yang diperkirakan mencapai Rp4 ribu triliun.
Hal ini juga diperkuat dengan tren hijrah pada generasi milenial saat ini.
Melihat demografi jumlah penduduk Muslim dan perubahan perilaku masyarakat saat ini, banyak potensi pada Ekosistem Halal yang bisa menjadi fokus tumbuh BSI.
Baca juga: Lowongan Kerja BCA, Dibuka hingga 31 Desember 2021, Ini Persyaratan serta Tahapan Seleksinya
"Seperti sektor pendidikan Islam, kosmetik halal, fashion Islami, dan tentunya pengelolaan dana sosial zakat, infaq, sedekah dan wakaf (Ziswaf)," kata Firman dalam keterangannya dikutip, Sabtu (20/11/2021).
Oleh karena itu, menurut Firman, banyak strategi yang akan ditempuh BSI untuk mengoptimalkan potensi tersebut seperti berkolaborasi dengan masjid yang diposisikan BSI sebagai episentrum literasi Islam dan kegiatan umat.
Dari data Kementerian Agama, saat ini terdapat lebih dari 250 ribu masjid terdaftar di Indonesia.
Dengan jumlah masjid tersebut, terdapat peluang ekonomi dari potensi penghimpunan Ziswaf dengan nilai mencapai Rp400 triliun.
“Dari sisi ekonomi, yang erat kaitannya dengan keuangan sosial, peluang Ziswaf yang hampir Rp400 triliun. Saya pikir di sini fungsi BSI untuk memanfaatkannya dengan banyak kegiatan terutama pada segi sosial untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya menegaskan.
Baca juga: Pemberdayaan hingga Ekspor, Ini Strategi Segmen UMKM BNI
Di sisi lain, masalah pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk meninggalkan metode konvensional dan beralih secara digital.
Adapun dalam hal ini perseroan enggan menganggapnya sebagai masalah, melainkan dijadikan peluang.
Firman menyebut, bank perlu memiliki posisi yang solid di industri.
Dengan fenomena munculnya platform solusi keuangan baru seperti fintech, perbankan dituntut melakukan transformasi dalam sisi digital banking, sehingga dapat melayani masyarakat lebih baik dan menjangkau lebih banyak nasabah.