Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Raksasa farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer melayangkan gugatan terhadap karyawannya bernama Chun Xiao Li pada awal pekan ini.
Tuduhannya adalah bahwa Li 'mengunggah lebih dari 12.000 file, termasuk sejumlah dokumen rahasia Pfizer dari laptopnya ke akun Google Drive pribadi' pada akhir Oktober lalu, kemudian mentransfer file-file tersebut ke perangkat pribadinya.
"Karena banyaknya dokumen yang disalahgunakan oleh nona Li, Pfizer belum memahami ruang lingkup penuh dari rahasia dagang dan informasi rahasia yang dimilikinya," kata Pfizer itu.
Sementara itu, Li saat ini diduga memiliki 'ribuan dokumen yang berpotensi terkait dengan vaksin Pfizer'. Gugatan tersebut difokuskan pada vaksinasi virus corona (Covid-19) dan terapi antibodi monoklonalnya.
"Mengingat peran dan tanggung jawabnya sebagai Associate Director of Statistics, nona Li memiliki akses ke informasi yang sangat rahasia, eksklusif, dan rahasia dagang terkait dengan berbagai vaksin dan obat-obatan, termasuk vaksin Covid-19," jelas Pfizer.
Baca juga: Pfizer Akan Jual 10 Juta Dosis Obat Anti-Virus Oral ke Pemerintah AS, Tapi Ada Syaratnya
Pfizer juga menuduh bahwa Li bekerja sama dengan 5 rekan konspirator asing.
Bahkan memberikan 'laptop umpan' untuk mengelabui tim keamanan perusahaan, sehingga membuat mereka percaya bahwa itu adalah perangkat yang digunakan untuk mengekstrak file.
Baca juga: Pfizer Minta Regulator AS Izinkan Penggunaan Obat Oral COVID-19
Namun, Pfizer mengatakan 'analisis forensik' menegaskan itu bukan laptop yang sama, dan Li atau salah satu dari komplotannya 'kemungkinan tetap memiliki komputer yang berisi 12.000 file itu'.
Baca juga: Pfizer Setuju Pil Covid-19 Versi Generik Diproduksi di 95 Negara
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (25/11/2021), setelah menemukan kasus pencurian dokumen ini, perusahaan mengaku telah melakukan peninjauan email, akses file, dan aktivitas web Li di laptop milik perusahaan.
Perusahaan menemukan bahwa ia telah berdiskusi dengan perusahaan farmasi saingan, Xencor, tentang peluang kerja.
Awal bulan ini, saat Pfizer melanjutkan penyelidikannya, Li menyampaikan kepada atasannya bahwa ia memutuskan untuk meninggalkan perusahaan.
Namun ia tidak mengungkapkan alasan apapun, termasuk tawaran pekerjaan dari Xencor.
Meskipun faktanya, Li telah diterima kerja di sana dan akan mulai bekerja pada 29 November mendatang.
Mengingat bahwa Li masih dianggap memiliki banyak rahasia dagang perusahaan, Pfizer berpendapat bahwa tidak adil untuk mengizinkan Li dan siapapun yang bekerja sama dengannya untuk memperdagangkan kesuksesan dan pengalaman Pfizer, baik di Xencor maupun di tempat lain, dengan memanfaatkan banyak dokumen rahasia Pfizer yang ia ambil tanpa izin dan menolak untuk mengembalikannya.
Karena itu Pfizer berupaya untuk membuatnya tidak bisa menggunakan materi tersebut untuk 'tujuannya sendiri', melalui gugatan secara hukum ke pengadilan.
Terlepas dari tuduhan itu, Li secara tegas menekankan bahwa ia telah memberikan semua informasi yang diminta oleh Pfizer dan bekerja sama dengan penyelidikannya.
Namun Li telah menolak pertemuan lebih lanjut dengan bekas perusahaannya itu karena 'masalah kesehatan' yang tidak diketahui.