Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Pelaksana Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, secara keseluruhan market value ekonomi digital Indonesia mencapai 44 miliar dolar AS.
Angka itu tertinggi di ASEAN, dan bila dilihat ekonomi digital per kapita, Indonesia menduduki urutan ke-4.
"Ini artinya, secara inklusif ekonomi digital baik per kapita mupun per daerah tidak merata. Penyebabnya infrastruktur," kata Iskandar dalam webinar Regional Summit 2021, Senin (29/11/2021).
Merujuk Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) menurut provinsi DKI Jakarta yang tertinggi dengan 7,27 dibanding sejumlah wilayah lainnya.
Baca juga: Jadi AgenBRILink, Endang Ajak Warga Sekitar Melek Transaksi Digital
Demikian pula dengan penetrasi internet yang mencapai 73,7 persen rata-rata pengguna terkonsentrasi di Jawa.
Menurutnya, perlu tim percepatan ekonomi digitalisasi di daerah.
Untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi digital hingga ke daerah, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), seperti Palapa Ring.
Kemudian pembangunan Base Transceiver Station (BTS), baik di daerah terpencil yang didanai dari pemerintah maupun yang bekerja sama dengan provider internet swasta.
Baca juga: Menhub Sebut Integrasi Data Secara Digital Percepat Layanan Kepelabuhanan
"Berikutnya, dari sisi SDM, dimana kami terus mempercepat pengembangan digital talent yang diharapkan bisa menciptakan 9 juta talenta digital 15 tahun terakhir," kata Iskandar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan sejumlah alasan wilayahnya kerap menjadi tujuan investasi, termasuk di bidang ekonomi digital.
Menurutnya, kunci menarik investasi dikarenakan pihaknya tidak menerapkan strategi jaga warung, melainkan menerapkan strategi ketok pintu dengan melakukan zoom dengan pelaku usaha Jepang dan sebagainya.
Dalam menarik investasi digital, pemerintah Jabar juga mengadakan investment summit dan lainnya.
Salah satu investasi jumbo di bidang data center dan cloud computing di Jawa Barat dari perusahan IT ternama, Amazon dengan nilai di atas Rp 20 triliun, diikuti Microsoft.
Baca juga: Krakatau Sarana Properti Jajaki Peluang Kerja Sama Digitalisasi dengan Kawasan Industri Medan
"Kenapa invetasi di Jawa Barat selalu nomor satu? karena infrastrukturnya dianggap terbaik, produktivitas SDM dan pelayanan investasinya yang mudah. Sekarang kami sedang fokus ada inklusif ekonomi digital, sehingga investasi mengalir tak hanya di Bandung Raya dan wilayah sekitar, tapi juga di pedesaan atau desa digital," kata Emil.
Tak hanya di bidang e-commerce, konsep industri 4.0 harapannya juga bisa diterapkan pada kegiatan masyarakat pedesaan seperti di perkebunan dan peternakan sudah bisa menggunakan internet of thing (IoT).
Dalam mendukung desa digital, pihaknya juga bekerja sama dengan pemain e-commerce, memfasilitasi setiap balai desa dengan perangkat komputer.
"Sehingga dengan adanya ekonomi digital, ada prinsip tinggal di desa, rejeki di kota, bisnis mendunia," ungkap Emil.