Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong upaya mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030, berjalan beriringan dalam menekan emisi karbon.
Hal tersebut disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021) di Bali, Senin (29/11/2021).
Dwi berharap, konvensi ini dapat memperdalam bahasan pada masalah Low Carbon Initiatives (LCI) dan Pengembangan Migas Un-Convencional.
"Topik ini kami kedepankan agar pencapaian target produksi tahun 2030, juga berjalan seiring dengan capaian target pemerintah untuk menekan emisi karbon," kata Dwi.
Menurutnya, upaya untuk menurunkan emisi dan memanfaatkan penangkapan karbon, sudah tidak lagi menjadi pilihan melainkan sebuah keharusan.
Namun upaya menuju kearah transisi energi tersebut, kata Dwi, tentunya harus didukung dengan roadmap yang jelas untuk menghindari adanya energi berbiaya mahal atau bahkan kelangkaan energi.
"Hal ini dikarenakan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, pemenuhan energi yang terjangkau adalah sebuah keharusan," ucapnya.
Baca juga: Genjot Investasi Hulu Migas, SKK Migas Kembali Adakan IOG 2021
Ia menyebut, sebagai upaya untuk mencapai smooth transition, industri hulu Migas berusaha memberikan karya terbaiknya melalui visi bersama untuk mewujudkan target pencapaian produksi jangka panjang.
"Untuk dapat unlocking potensi migas yang kita miliki, diperlukan investasi yang signifikan dan partisipasi aktif dari para pemain domestik dan internasional," paparnya
Oleh sebab itu, Dwi menilai konvensi ini dapat menjadi platform bagi titik balik perubahan industri hulu migas yang mampu memberikan tingkat imbal balik (IRR) proyek yang kompetitif, memberikan stabilitas peraturan.
Kemudian, mampu mendorong kegiatan eksplorasi untuk giant discovery, dan yang paling utama menciptakan ekosistem hulu migas yang bersinergi dengan Peta Jalan pengembangan Net Zero Emision pada tahun 2060 atau lebih cepat.