News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lokal BRIcerita

Cerita Teguh Pedagang Sayur di Pasar Sako Mandiri, Bercita-Cita Ingin Punya Ruko Sendiri

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teguh, mantan buruh pabrik tengah melayani pembeli di lapak sayur miliknya di Komplek Pasar Sako Mandiri Kelurahan Kenten Sako Kecamatan Sako, Kota Palembang

TRIBUNNEWS.COM - Teguh seorang pedagang Sayur di Komplek Pasar Sako Mandiri Kelurahan Kenten Sako Kecamatan Sako, Kota Palembang mantan buruh pabrik yang kini sudah memiliki lima lapak dagangan dan terbilang sudah sukses.

"Kalau dikatakan sukses, saya belum merasa sukses. Karena masih banyak keinginan yang harus saya capai," kata Teguh saat diwawancarai secara langsung di Pasar Sako Mandiri, Jumat (19/11/2021).

Menurut Teguh, saat ini ia sewa lima lapak dagang. Dengan biaya satu lapaknya Rp 10 juta untuk setahun, artinya butuh Rp 50 juta untuk membayar sewa.

"Sewa artinya bukan punya sendiri, untuk itu harapanya pengen punya tempat usaha sendiri atau punya ruko sendiri," kata Teguh yang merupakan anak ke tiga dari tujuh bersaudara.

Teguh sempat mempunyai cabang usaha dagang sayurnya. Namun, dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan maka kini tutup dan hanya fokus yang di Pasar Sako Mandiri.

"Saya berharap anak saya nantinya ada yang meneruskan usaha saya. Terlebih sejak kecil mereka juga sudah sering saya aja dagang di sini," cetusnya.

Teguh merupakan pria kelahiran Sekayu yang sudah lama tinggal di Palembang ini mengatakan, bahwa keluarganya memang rata-rata pedagang. Orangtuanya di Sekayu pun berdagang.

"Orang tua saya sering ambil sayur mayur ke Palembang untuk dijual ke Sekayu. Kakak-kakak saya juga kebanyakan pedagang," cetusnya.

Menurutnya, awalnya tak ada jiwa berdagang dalam dirinya. Namun karena ia melihat banyak orang sukses dengan pekerjaan dagang maka ia pun berpikir harus bisa sukses juga.

Untuk bisa sampai titik saat ini bukanlah tanpa rintangan, Teguh harus merelakan waktunya seharian di pasar dari pukul 03.00 hingga 18.00 WIB.

"Ia dukanya itu seharian di pasar. Sukanya bisa berjualan untuk menafkahi keluarga. Alhamdulillah berkat jadi pedagang sayur saya bisa memiliki rumah, kendaraan dan lain-lain," ungkapnya.

Bahkan sebelumnya Teguh sempat mempunyai mobil. Namun sayangnya atas ulah temannya, mobilnya di pinjaman dan tak dikembalikan hingga saat ini.

"Untuk itu sempat ada trouma, artinya kita tidak bisa mempercayai orang lain sepenuhnya. Itu saya jadikan pelajaran yang berharga dalam hidup saya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini