News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggota Komisi VI DPR: Kelangkaan Kontainer Mengancam Pemulihan Ekonomi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Truk kontainer pengangkut peti kemas melintas di bangkai crane area dermaga Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (15/7/2019) sore. Anggota Komisi VI DPR: Kelangkaan Kontainer Mengancam Pemulihan Ekonomi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Amin Ak menilai berlarut-larutnya kelangkaan kontainer di pelabuhan dapat mengancam proses pemulihan ekonomi Indonesia. 

Sebab, pertumbuhan ekonomi saat ini banyak ditopang oleh meningkatnya ekspor, terutama ekspor komoditas yang sangat membutuhkan kontainer. 

Sehingga, Amin pun mendesak pemerintah melakukan sejumlah terobosan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Untuk terobosan jangka pendek, pemerintah mengoptimalkan kerja sama perdagangan, baik secara bilateral dengan berbagai negara maupun dalam konteks kawasan seperti kerja sama perdagangan ASEAN, Asia Pasifik, maupun dengan Uni Eropa," kata Amin saat dihubungi, Jumat (3/12/2021).

Menurutnya, Indonesia bisa bertukar data dan informasi ketersediaan kontainer dengan negara-negara yang menjadi mitra dagang Indonesia.

“Sebetulnya kontainer kosong itu, saya yakin tersedia dalam jumlah besar. Hanya masalahnya tidak ada data, ada di mana dan berapa jumlahnya,” ucap Amin.

Baca juga: Pemerintah Diminta Segera Buat Terobosan Mengatasi Kelangkaan Kontainer

Kontainer-kontainer tersebut, kata Amin, terpaksa menumpuk di pelabuhan-pelabuhan sejumlah negara karena pelambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Dengan memaksimalkan pertukaran informasi maupun kerjasama pengadaan kontainer dengan mitra dagang, diharapkan persoalan ini bisa diatasi," ucapnya. 

Amin mengatakan, kelangkaan ini juga harus dijadikan momentum pemerintah membangun dan mengembangkan digitalisasi data, serta arus perputaran kontainer maupun sistem penunjang ekspor lainnya. 

"Digitalisasi sistem penunjang ekspor ini, juga diharapkan bisa memecahkan tingginya biaya logistik yang menjadi keluhan pengusaha selama ini," tuturnya.

Ilustrasi kapal kontainer yang memuat kebutuhan pokok. (Humas Ditjen Perhubungan Laut)

Sedangkan terobosan jangka panjang, Amin menyebut, Indonesia harus membangun kemandirian industri kontainer di dalam negeri. 

"Sehingga ke depan, tidak terjadi kelangkaan seperti sekarang. Selain itu diharapkan biaya kontainer pun bisa ditekan, komoditas ekspor Indonesia bisa lebih berdaya saing," ucap Amin.

Pemerintah Diminta Segera Buat Terobosan

Pemerintah diminta segera membuat terobosan mengatasi kelangkaan kontainer yang sudah berlangsung lama hingga saat ini. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, pemerintah bisa mengambil berbagai upaya dalam menyelesaikan persoalan kelangkaan kontainer secara jangka pendek.

"Misalnya dengan memberikan kemudahan impor sebagai solusi jangka pendek, atau juga mengundang dan memudahkan investasi untuk produksi kontainer dalam negeri," kata Piter saat dihubungi, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: Industri Pelayaran Domestik Minta Penyesuaian Ongkos Angkut Kontainer

Piter menyebut, tanpa intervensi pemerintah pun, seharusnya hal ini cepat diatasi yaitu dengan adanya mekanisme pasar. 

"Kelangkaan seharusnya mendorong harga naik, dan memicu adanya produksi. Mungkin lambatnya upaya mengatasi kelangkaan ini juga disebabkan oleh pandemi," tutur Piter. 

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menjelaskan, kelangkaan kontainer secara gradual terjadi ketika China mulai terkena pandemi pada awal 2020.

Utilisasi cargo yang masuk ke China mulai melambat, karena volume ekspor dari China yang menurun akibat lockdown.

Baca juga: Moeldoko Siapkan Opsi Penyelesaian Permasalahan Kelangkaan Kontainer

Permintaan kargo impor yang masih tetap tinggi membuat jumlah kontainer terus menumpuk di China. Kondisi ini berangsur-angsur mulai berpengaruh terhadap suplai kontainer di negara-negara lainnya.

Pararel dengan itu, efek pandemi yang terus berlangsung pada hampir semua pelabuhan utama dunia menyebabkan banyak delay, blank sailings, serta vessel omit yang memperburuk perdagangan global.

"Sejak saat itu bukan hanya kelangkaan kontainer, namun juga mulai terjadi kelangkaan space kapal (tonnage) yang turut mendorong meningkatnya biaya charter kapal. Freight terus bergerak naik," papar Carmelita.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini