Karena itu, Zaini menyarankan kepada nelayan untuk membentuk koperasi guna bisa mendapatkan kuotan tangkapan.
"Kami juga akan selalu meminta dukungan dan rekomendasi pemikiran Ispikani untuk menyempurnakan konsep penangkapan terukur," ujarnya.
Merespons hal itu, Ketua Dewan Profesi dan Dewan Pakar Prof. Lucky Adrianto, mengatakan, Ispikani berharap apa yang konsep perikanan terukur bisa komitemen memegang dua prinsip utama, yakni proses terukur dan hasil terukur.
Karena akan ada banyak hal yang harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Salah satunya dalam membagi kuota penangkapan.
"Ini harus sangat diperhatikan. Sangat bagus secara teori, namun prakteknya akan sangat sulit diimplementasikan, sehingga harus sangat hati-hati sekali," tegasnya.
Menyambung hal tersebut, anggota Dewan Profesi dan pakar Prof. Ari Purbayanto menyarankan bahwa pembagian alat tangkap dan sumber daya ikan yang ada harus spesifik. Bahkan hal ini juga menuia pertanyaan dan menjadi pertimbangan.
"Lalu bagaimana kontrol atau pengawasannya. Agar memastikan para nelayan menggunakan alat tangkap yang telah ditetapkan sesuai kuoatanya?" ujar Prof. Ari.
Ketua I Ispikani Ahmad Jauzi yang hadir mewakil Ketua Umum Ispikani Ichsan Firdaus mengatakan, Ispikani hadir untuk menyelaraskan arah kebijakan pemerintah dan keinginan pelaku usaha sehingga semua kebijakan pemerintah dapat operasional dilapangan dan diterima oleh pelaku usaha bisnis perikanan dari hulu hingga hilir.
"Salah satunya adalah soal konsep perikanan terukur yang menjadi sorotan pada Rakernis Ispikani di Bogor," ujarnya.