Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sektor penerbangan diimbau untauk meningkatkan antisipasi terhadap cuaca ekstrem. Termasuk perubahan iklim global, hingga fenomena anomali cuaca dan La Nina.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub Dadun Kohar menerangkan, saat ini dunia transportasi udara tengah dihadapkan pada berbagai disrupsi.
"Di antaranya perubahan iklim global yang berdampak timbulnya fenomena anomali cuaca," ujar Dadun saat diskusi daring Rabu (8/12/2021).
Baca juga: Bos Angkasa Pura I Ungkap Bakal Merugi Rp 3,24 Triliun di 2021, Bantah Punya Utang Rp 35 Triliun
Dadun berharap adanya komitmen bersama di antara regulator dengan para pemangku kepentingan sektor transportasi udara.
Terutama untuk menumbuhkan bahkan meningkatkan kewaspadaan, kesiapan, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan dampak perubahan iklim global tersebut.
"Khususnya bagi keselamatan penerbangan maupun keberlangsungan operasi penerbangannya," imbuh Dadun.
Baca juga: Tingkatkan Perlindungan Lingkungan Maritim, Kemenhub Gelar Refresher Operator SROP Dan VTS
Perlu upaya pemulihan dan ketahanan penerbangan sipil global. Berkaca dari musibah erupsi Gunung Semeru perlu dilakukan antisipasi mengingat akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung bagi operasi penerbangan di Indonesia.