News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tempat Ibadah Ini Jadi Saksi Bisu Tenggelamnya Jakarta, Lambat Laun Jadi Bagian Laut Utara Jawa

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Wal-Adhuna yang terendam air laut dari 12 tahun lalu akibat banjir rob di Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (11/8/2021). Laporan Fitch Solutions Country Risk & Industry Research memprediksi wilayah utara Jakarta dapat tenggelam secara menyeluruh pada tahun 2050 jika tidak ada intervensi lebih lanjut dari pemerintah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jakarta diprediksi bakalan tenggelam.

Perkiraan tersebut sudah sering dilontarkan, bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pun pernah mengungkapkannya.

Pada kenyataannya, permukaan Jakarta memang lambat laun mulai menurun.

Prediksi Jakarta akan tenggelam dalam beberapa puluh tahun ke depan bukanlah isapan jempol belaka.

Sebuah masjid yang dulu berdiri kokoh di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi bisu bagaimana wilayah Ibu Kota Jakarta perlahan tenggelam akibat naiknya level air laut dan turunnya permukaan tanah.

Baca juga: Menengok Apartemen Para Sultan di Jakarta Dengan Harga Selangit, Per Meternya Rp 70 Juta

Ialah Masjid Wal Adhuna di Jakarta Utara yang selama 12 tahun belakangan ini secara perlahan tenggelam dan kemudian menjadi bagian abadi dari laut utara Jakarta.

Masjid ini berlokasi tepat di balik tanggul besar penahan air laut di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Air sudah menggenangi separuh dari bangunan masjid. Cat putih pada dinding sudah mengelupas digantikan lumut-lumut yang tumbuh subur.

Seng pada atap masjid juga sudah hancur. Berbagai jenis sampah yang terbawa arus tersangkut di sisi-sisi masjid.

Baca juga: Empat Panduan Memilih Apartemen untuk Milenial

Melihat kondisi demikian, siapa sangka bahwa dahulunya Masjid Wal Adhuna merupakan salah satu pusat ibadah di kawasan Sunda Kelapa.

Dahulu, ratusan jamaah rutin menunaikan ibadah shalat lima waktu di sana. Terlebih di momen shalat Jumat dan Hari Raya.

Safrizal, seorang petugas keamanan yang sudah bekerja di kawasan tersebut sejak 1998, mengatakan bahwa masjid itu sudah ada di sana sejak ia ditugaskan.

Mulanya, Wal Adhuna dibangun sebagai tempat ibadah bagi pekerja di sekitar pelabuhan. Lambat laun, warga sekitar juga mulai menjadi jamaah masjid tersebut.

“Karena cukup aktif akhirnya warga dilibatkan sebagai pengurus masjid. Jadi jemaahnya ada yang dari pelabuhan dan ada yang dari warga,” tutur Safrizal, Kamis (6/2/2020) lalu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini