Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mempercepat transisi bisnis dengan fokus pada pengembangan di bidang elektrifikasi dan green energy (energi terbarukan).
Hal itu dikatakan Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya Novyan Bakrie dalam public expose, Jumat (10/12/2021).
“Dunia berubah total ketika perubahan iklim, digitalisasi, dan pandemi Covid-19 terjadi. Saat ini pun kita masih berada dalam krisis, dan baru mau memulai upaya pemulihan ekonomi,” kata Anin, sapaannya.
Baca juga: BNPT dan PT KAI Resmikan Warung NKRI di Stasiun Malang Kota dan Gubeng
“Transformasi yang kali ini kami jalani dengan demikian menjadi langkah penting bagi perusahaan untuk menyiasati dan mengubah situasi krisis ini menjadi peluang dan kesempatan untuk berkembang,” lanjutnya.
Menurutnya, strategi baru perusahaan ini langkah lanjutan, amplifikasi dan pengembangan bisnis sebelumnya yang lebih mengandalkan bidang industri manufaktur dan infrastruktur sebagai pilar utamanya.
“Kita perkuat basis manufaktur sambil memulai bisnis baru. Kini saatnya kita masuk elektrifikasi dan energi terbarukan,” ujar Anin.
Anin juga mengatakan, secara khusus saat ini perusahaan mengakselerasi transisi dari industri manufaktur komponen otomotif menuju industri kendaraan listrik khususnya bus listrik.
Selain memasuki pengembangan renewable energy dan prefab housing dan 3D printing serta penjajakan beberapa bisnis berbasis teknologi yang dilakukan antara lain bersama-sama dengan perusahaan venture capital dan private equity, Quantum Venture Fund.
Baca juga: Pengembang Kesuma Agung Selaras Bukukan Penjualan Properti Rp 200 Miliar
Anin menuturkan tekanan ekonomi akibat Covid-19 menjadikan tahun 2021 sebagai tahun yang penuh tantangan bagi BNBR.
Hal ini terlihat dimana pendapatan BNBR mengalami penurunan hingga 21 persen menjadi Rp.1,570 triliun pada kuartal III tahun 2021 dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp.1,979 triliun.
Meski demikian, pada kuartal III tahun 2021 ini perusahaan mencatatkan EBITDA positif sebesar Rp 78 miliar.
Nilai ini naik signifikan jika dibandingkan EBITDA periode yang sama di tahun 2020 yang sebesar Rp 17 miliar.
Baca juga: Kanal Pojok Otomotif Lazada Terus Berkembang, Transaksi UMKM Mengalami Peningkatan
“Ini menunjukkan upaya positif dan resiliensi Perseroan dalam melakukan efisiensi dan cost control yang berakibat baik untuk kinerja Perusahaan,” urai Anin.
Perusahaan juga berhasil menurunkan rugi bersih dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp. 240 miliar, menjadi sebesar Rp. 45 miliar di kuartal III tahun 2021.