Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan ekspor nasional.
Direktur Pelaksana II Indonesia Eximbank Maqin U Norhadi mengatakan, untuk mencapai itu maka dilaksanakan berbagai program, satu di antaranya Coaching Program for New Exporters (CPNE).
"Program CPNE dapat diikuti pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan kapasitasnya agar bisa masuk dunia ekspor. Mereka akan dibekali dengan pelatihan mengenai standar kualitas produk ekspor, sertifikasi, klasifikasi harmonized system dan lainnya," tutur Maqin, Kamis (15/12/2021).
Baca juga: Ekspor Indonesia Cetak Rekor Tertinggi pada November 2021, Berhasil Capai 22,84 Miliar Dolar AS
CPNE merupakan program LPEI dalam bentuk pelatihan dan pendampingan yang berorientasi ekspor diperuntukkan bagi para pelaku usaha dan juga anggota koperasi.
"Program pelatihan dan pendampingan ini dilakukan selama satu tahun dan tidak dipungut biaya," ucap Maqin.
Lebih lanjut Maqin mengatakan, LPEI pun menerapkan beberapa strategi untuk membantu para pelaku UKM agar naik kelas, salah satunya dengan mengedepankan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas.
Baca juga: Single Submission Permudah Pengurusan Izin Ekspor Impor
Program tersebut, kata Maqin, dirancang sebagai solusi para pelaku usaha dan dilaksanakan secara terintegrasi seperti Desa Devisa yang merupakan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa.
Kemudian, marketing handholding yang merupakan program memasarkan produk yang dihasilkan UKM secara digital melalui marketplace global.
“Data pada akhir November 2021 lalu, kita sudah memberikan pelatihan kepada 2.706 pelaku UKM tersebar di 15 kota, dan terdapat 75 pelaku usaha yang merupakan lulusan CPNE yang telah berhasil melakukan ekspor perdana, serta sudah ada enam program Desa Devisa yang melibatkan 26 desa dengan total 2.894 petani atau pengrajin,” paparnya.