Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina dan PT KAI melakukan uji dinamis teknologi LNG sebagai bahan bakar pada satu kereta yang akan dipakai untuk melayani penumpang rute Jakarta-Surabaya.
Uji dinamis merupakan salah satu rangkaian dari pilot project untuk mengurangi penggunaan solar bersubsidi.
Baca juga: PGN Optimalkan Potensi Pemanfaatan Gas Bumi di Masa Transisi Energi
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan menjelaskan, sebelum dilaksanakannya uji dinamis, telah dilakukan uji statis pada kereta pembangkit saat mesin dalam keadaan diam.
Hasil dari uji statis menunjukkan adanya efisiensi kinerja mesin yang lebih baik, jika dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar solar.
“Keberhasilan uji coba statis akan didukung dengan pelaksanaan uji coba dinamis, di mana operasional mesin di-test pada kondisi yang sebenarnya. Tujuannya untuk mengkofirmasi hasil dari uji statis dan menguji ketahanan system DDF di kondisi operasional,” ujar Heru, Kamis (16/12/2021).
Baca juga: PGN Incar 1 Juta Sambungan Jargas Tambahan Tahun Depan
Menurutnya, manfaat bahan bakar LNG pada kereta api di antaranya, efisiensi biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan mesin gas lebih rendah, sinergi BUMN, utilisasi angkutan barang, dan potensi pemanfaatan lahan stasiun milik PT KAI untuk pemanfaatan energi ramah lingkungan.
"Penggunaan bahan bakar LNG diharapkan bisa merealisasikan efisiensi biaya dan menunjang operasional serta memberikan manfaat bagi masyarakat pengguna transportasi. Semoga bisa berkelanjutan dan masuk ke tahapan implementasi dan bermanfaat bagi keduabelah pihak serta masyarakat," ujar Heru.
PGN dan KAI terus berkoordinasi untuk mendapatkan demand kebutuhan LNG dan skema logistik yang paling efisien di wilayah selatan Jawa.
Rencana kota yang dilayani antara lain Kabupaten Klaten, Kabupaten Karang Anyar, dan D.I Yogyakarta dibagi dalam dua tahap.
Saat ini PGN telah mengidentifikasi empat titik serah dalam pengangkutan LNG ke daerah Pulau Jawa bagian selatan sebagai quick win. Isotank LNG yang akan dipakai berukuran 20 ft, bersumber dari Surabaya (Teluk Lamong).
“Kita optimis dengan menggunakan LNG sebagai bahan bakar KAI ini dapat memberikan benefit bagi KAI dan PGN Group, terutama mendukung pemerintah dalam mengurangi import BBM,” kata Heru.
Diketahui, sinergi BUMN pada konversi BBM ke bahan bakar LNG ini menggunakan sistem Diesel Dual Fuel (DDF), sehingga kereta yang awalnya berbahan bakar solar menjadi beroperasi dengan campuran dua bahan bakar (gas dan solar).
Gas digunakan sebagai bahan bakar utama, sedangkan solar sebagai pemantik api dan membantu dalam lubrikasi serta pendingin ruang bakar.