Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten distributor alat berat PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBF) meyakini dukungan kreditur dan pemegang saham membuat perseroan bisa bertahan di kondisi pandemi Covid-19.
Direktur Keuangan IBF Alexander Reyza mengatakan pasar alat berat masih memiliki potensi besar di tahun 2022.
Baca juga: Tahun Depan, PLN Disjaya Akan Tambah 25 Charger SPKLU
"Dengan meningkatnya permintaan produk tambang seperti batubara, nikel dan tembaga, diharapkan penjualan alat-alat berat nasional juga akan meningkat di masa mendatang," kata Alexander dalam public expose digelar virtual, Jumat (17/12/2021).
Mempertimbangkan hal tersebut, maka IBF akan tetap fokus pada pembiayaan produk alat berat dengan membidik sektor industri pertambangan, konstruksi, perkebunan dan logistik.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Pemerintah Bisa Menelusuri Harta Pengemplang Pajak hingga ke Luar Negeri
IBF juga didukung grup usaha PT Intraco Penta Tbk yang sudah berpengalaman lebih dari 50 tahun.
Hingga 30 September 2021, Perseroan mencatat Total Aset sebesar Rp 784,3 miliar, atau turun sebesar 10,51 persen dari akhir tahun 2020.
Untuk total piutang pembiayaan (netto) dalam bentuk pembiayaan investasi, modal kerja, pembiayaan multiguna dan pembiayaan yang berbasis syariah sampai dengan 30 September 2021 tercatat sebesar Rp. 406,9 miliar.
IBF mengalami negative ekuitas sebesar Rp 398,6 milyar yang disebabkan oleh pembebanan impairment atas debitur-debitur Non Performing Financing.
Namun di tahun 2022, Perseroan optimis mendapatkan sumber pendanaan baru dari calon investor strategis sehingga berdampak pula terhadap perbaikan kondisi keuangan IBF.
"Kami saat ini menyusun langkah strategis yang akan dilakukan di tahun 2022 yaitu dengan menggandeng investor baru untuk memperkuat struktur permodalan IBF. Pendanaan baru dari calon investor diharapkan selesai pada akhir 2022," tukasnya.