Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina melalui Subholding Power & NRE (Pertamina NRE) berencana untuk memperluas pemasangan PLTS Atap di SPBU di 2022.
Corporate Secretary Pertamina NRE, Dicky Septriadi mengungkapkan, perluasan pemasangan PLTS Atap ini ditargetkan meningkat 10 kali lipat atau mencapai sekitar 1.500 titik, dengan total kapasitas terpasang mencapai 9 Megawatt Peak (MWp).
Pertamina sendiri dalam waktu jangka panjang, memiliki target untuk menyediakan PLTS di 5.000 SPBU Pertamina.
Baca juga: Kurangi Emisi Karbon PLTS Atap Dioperasionalkan di Purwakarta
Saat ini PLTS Atap yang telah terpasang mencapai lebih dari 125 titik.
Sebaran tersebut mencakup wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jabodetabek, Jawa hingga Kalimantan Barat.
“Pemasangan PLTS Atap di SPBU Pertamina kami kebut agar target 5.000 SPBU dapat segera terwujud,” ujar Dicky dalam keterangannya dikutip Rabu, (22/12/2021).
Baca juga: Bright PLN Batam Akan Ekspor Daya Listrik PLTS ke Singapura
“Dengan pemasangan PLTS Atap di SPBU Pertamina yang jumlahnya ribuan, kami berharap dapat mendorong percepatan transisi energi,” sambungnya.
Total 1.500 PLTS Atap yang ditargetkan terpasang tahun depan akan tersebar lebih luas di wilayah nusantara, termasuk Bali karena merupakan salah satu wilayah yang sangat berpotensi untuk pengembangan PLTS.
Menurut data Institute of Essential Services Reform (IESR), potensi teknis PLTS di Bali mencapai 26,4 GWp.
Baca juga: Bright PLN Batam dan Karya Teknik Utama Sinergi Pasang PLTS Atap
Ditambah lagi, dengan terbitnya Peraturan Gubernur nomor 45 tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, pemerintah daerah Bali semakin gencar mendorong pemanfaatan energi bersih termasuk PLTS.
Ambisi untuk “menghijaukan” SPBU adalah salah satu program utama Pertamina yang dilaksanakan oleh Pertamina Patra Niaga sebagai subholding Commercial & Trading.
SPBU yang telah terkategori hijau akan mendapatkan predikat sebagai Green Energy Station (GES).
Program ini mencakup antara lain penyediaan BBM ramah lingkungan, penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Umum (SPKLU) ataupun battery swapping station (BSS), penggunaan PLTS sebagai sumber energi listrik, serta digitalisasi layanan.
“Pertamina mendukung transisi energi dari penggunaan energi fosil pada transportasi menjadi energi listrik yang lebih ramah lingkungan,” pungkas Dicky.